TUGAS TERSTRUKTUR ILMU PEMULIAAN TERNAK
PENINGKATAN MUTU GENETIK ITIK MOJOSARIMELALUI APLIKASI SELEKSI GENETIK DI DESAMODOPUROKECAMATAN MOJOSARI KABUPATENMOJOKERTO
NIM. P2DA10010
Jl. Gunung Merbabu No.17 RT 04 RW 02Karangwangkal,
Kecamatan Purwokerto UtaraKode Pos 53123
Telepon. 08565 9898 756 E-mail : riff11@ymail.com
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2011
ABSTRACT
In Indonesia, duck farming plays as analternative source of income for small farmers withtheir population about 40,6 million ducks. However,the population that relatively high do not have animportant role as source food, because theproduction of duck farming is still low. Mojosari Duckis one of the local ducks that have low production. This certainly requires a genetik improvements areby using selection and line breeding to improve theproduction of Mojosari duck. This study is aimed toselection Mojosari duck and estimate the bestresponse selection in egg production for threegeneration.Selection method are by using simulation of selection in egg production of Mojosari duck. Recordof performance Mojosari duck were obtained fromrandom numbers trough data transformation.Material that used in this research are 100 henfemale Mojosari ducks and 10 hen of male Mojosariducks. Selection criteria that used in this selectionare the highest egg production at the age of sixmonths The simulation results showed an increase inthe average population of generation I of 108,38 ±3,29; generation II 110,01 ± 4,45; and generation III113,22 ± 5,96. Selection in this program indicatesvalue of selection response in generation I,generation II and the generation III, respectively
ABSTRAK
Ternak itik merupakan salah satu sumberpendapatan tunai bagi keluarga dengan populasi40.6 juta ekor. Namun potensi populasi ini belummampu berperan sebagai sumber pangan andalan,karena produktivitas itik yang relatif rendah. ItikMojosari merupakan salah satu itik lokal yangmemiliki produksi yang rendah. Upaya yang dapatdilakukan untuk meningkatkan produksi telur itikMojosari adalah perbaikan terhadap mutu genetikmelalui seleksi dan perkawinan line breeding. Penelitian ini dilakukan untuk menyeleksi itikMojosari dan menduga nilai respon seleksi padaproduksi telur itik Mojosari selama tiga generasi.Materi yang digunakan penelitian ini adalah itikMojosari jantan 10 ekor dan betina sebagai induk100 ekor dengan populasi dasar dibangkitkanmenggunakan angka random yang terdistribusinormal berdasarkan rataan produksi telur itikMojosari 103,6 ± 2,3 butir/induk/6 bulan. Metodepenelitian adalah simulasi seleksi terhadap produksitelur enam bulan itik MojosariHasil simulasi menunjukkan adanyapeningkatan rataan populasi generasi I 108,38 ±3,29; generasi II 110,01 ± 4,45; dan generasi III113,22 ± 5,96. Seleksi menunjukkan adanya responseleksi generasi I, generasi II, dan generasi IIIberturut-turut adalah 0,36; 0,36; 0,32. Lajupeningkatan tertinggi terjadi pada generasi I dangenerasi II dengan respon seleksi yang sama yakni sebesar 0,36. Dengan demikian, simulasi programseleksi mampu menghasilkan 100 ekor itik Mojosaridengan rataan produksi telur 113,22 butir/ekor/6bulan.
I. PENDAHULUANI.
1 Latar Belakang
Itik merupakan salah satu ternak yang memilikiperanan penting sebagai sumber pendapatan tunaibagi petani kecil di beberapa wilayah di Indonesia.Berdasarkan Data Statistik Peternakan (2009)populasi itik lokal cukup tinggi yaitu sekitar 40,68 juta ekor. Meski demikian, sumbangan yangdiberikan dari itik sebagai unggas penghasil telurdan daging secara nasional justru relatif kecil, yaitu18 % dari total produksi telur nasional. Hal inimenunjukkan potensi populasi itik belum mampuberperan sebagai sumber pangan andalan, karenaproduktivitas itik yang masih rendah (Hardjosworo, et all., 2001).
Itik lokal belum banyak dikembangkan sebagaiternak itik komersial karena memiliki produktivitasyang masih rendah. Itik lokal Mojosari misalnya,meski banyak dipelihara sebagai penghasil telurnamun belum banyak peternak yang memelihara secara intensif. Itik lokal asal Mojosari kabupatenMojokerto Jawa Timur ini juga memiliki dayaadaptasi yang baik. Namun produksi telurnya yangmasih rendah menjadi kendala dalammengembangkan usaha ternak itik Mojosari.Prasetyo, et all., (1998) melaporkan bahwa rata-rataproduksi telur itik Mojosari dalam satu tahun adalah194 butir. Rendahnya produksi telur inimenunjukkan perlunya upaya perbaikan mutugenetik untuk meningkatkan produktivitas ternakitik Mojosari.Perbaikan mutu genetik sangat penting karenaakan memberikan dampak yang lebih permanenterhadap produktivitasnya. Upaya yang dapatdilakukan untuk memperbaiki mutu genetik itikMojosari, salah satunya melalui seleksi.
Seleksidilakukan untuk menghasilkan bibit unggul danmenjaga kemurnian itik Mojosari. Parameter seleksiseperti produksi telur merupakan sifat kuantitatif Itik yang dapat dijadikan acuan untuk menghasilkanbibit unggul dan bernilai ekonomis (Dudi, 2007).I.2
Perumusan Masalah
Produksi telur itik Mojosari oleh masyarakatKecamatan Mojosari relative rendah yaitu 194 butirper tahun (Prasetyo, et all., 1998). Hal tersebutdisebabkan mutu genetik yang rendah, sistempemeliharaan dan pemberian pakan seadanya.Disisi lain kebutuhan akan telur itik semakinmeningkat sejalan dengan kesadaran gizi masyarakat yang membaik. Untuk dapat memenuhikebutuhan telur itik yang berkesinambungan dalam jumlah dan kualitas yang memadai, diperlukanupaya peningkatan mutu genetik itik, terutamadalam penyediaan bibit yang mempunyai produksitelur tinggi.Perbaikan mutu genetik merupakan salah satufaktor penting dalam meningkatkan produksi teluritik Mojosari. Salah satu upaya dalam melakukanperbaikan mutu genetik yakni melalui seleksiterarah terhadap produksi telur sertamengaplikasikan pola perkawinan terkontrol (linebreeding). Upaya perbaikan mutu genetik tersebutdiharapkan mampu menghasilkan bibit itik Mojosariunggul yang dapat diaplikasikan ke industripembibitan dalam menyediakan bibit dalam jumlahbanyak dan berkesinambungan.
II. TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menaksirrespon seleksi produksi telur itik Mojosari dengankriteria produksi telur umur enam bulan darigenerasi I sampai generasi III.
II.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian iniadalah menghasilkan bibit itik Mojosari unggul darihasil seleksi dengan sifat produksi telur tinggi.Sehingga dapat diaplikasikan pada industripembibitan dan atau BPTU (Balai Perbibitan TernakUnggul) untuk menyediakan DOD dalam jumlahbanyak dan berkesinambungan.
III. TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Produksi Telur Itik Mojosari
Itik Mojosari juga disebut itik Mojokerto atauMadupuro. Jenis itik ini merupakan itik lokal yangberasal dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. ItikMojosari merupakan itik petelur unggul. Bentuktubuh itik Mojosari adalah seperti botol dan berdiritegak. Warna itik jantan maupun betina tidakberbeda yaitu berwarna kemerahan denganbeberapa variasi (Wahono, 2003). Meskipun posturtubuhnya lebih kecil jika dibandingkan itik petelurunggul lain, itik Mojosari mempunyai telur yangukurannya relatif besar, dengan warna kerabangbiru kehijau-hijauan. Kelebihan Itik Mojosari adalahmasa produktifnya dalam menghasilkan telur cukuplama (Prasetyo, et all., 1998). Produksi telur merupakan salah satu sifatpenting yang bernilai ekonomi dari performansternak petelur. Kemampuan seekor unggas untukmenghasilkan telur dipengaruhi oleh beberapafaktor seperti pakan, kepadatan kandang, sistempemeliharaan, cahaya, temperatur dan kelembabanudara (Noyansa, 2004). Faktor genetik sangatberpengaruh terhadap produksi telur (Srigandono,1986). Faktor genetik menunjukkan kemampuanindividu seekor ternak untuk dapat memproduksitelur. Produksi telur 3 bulan Itik Mojosari adalah 67butir, sedangkan produksi per tahun sebanyak 238butir (Prasetyo, et all., 1998; Prasetyo dan Susanti, 2000). Salah satu faktor yang menunjukkan korelasigenetik yang tinggi terhadap produksi telur selamasatu tahun adalah produksi telur umur enam bulan(Gunawan, 1988). Penelitian Susanti (2003)melaporkan bahwa rata-rata produksi telur itikMojosari pada umur enam bulan sebesar 103,6 ±2,3 butir, sedangkan rata-rata produksi per tahun194 butir (Prasetyo,
et all.,.,., 1998). Secara umum,produksi telur Itik Mojosari pada bulan pertamamencapai 40% kemudian akan mencapai 80%sebagai produksi puncak pada bulan ke empat(Mahmudi 2001). Produksi telur tertinggi dicapaipada umur 27 sampai 32 minggu (Susanti, 2003).Itik masih dianggap produktif sampai umur duahingga tiga tahun, setelah lebih dari umur tersebutsudah tidak ekonomis lagi (Hardjosworo,1985).
III.2 Seleksi
Seleksi dapat diartikan sebagai suatu tindakanuntuk membiarkan ternak-ternak tertentubereproduksi, sedangkan ternak lainnya tidak diberikesempatan bereproduksi (Noor, 2000). Seleksiakan meningkatkan frekuensi gen-gen yangdiinginkan dan menurunkan frekuensi gen-gen yangtidak diinginkan. Terdapat dua kekuatan yangmenentukan apakah ternak pada generasi tertentubisa menjadi tetua pada generasi selanjutnya, yaituseleksi alam dan buatan. Seleksi alam adalahseleksi yang ditentukan oleh alam sedangkan seleksi buatan adalah bila pengamatan ataupenentuan dilakukan oleh manusia (Martojo, 1992).Seleksi buatan dilakukan terhadap suatu tujuanatau sasaran tertentu untuk memenuhi kebutuhanmanusia (Pane, 1986).Seleksi dalam pemuliaan ternak menunjukkankeputusan yang diambil oleh para pemulia pada tiapgenerasi untuk menentukan ternak mana yang akandipilih sebagai tetua pada generasi berikutnya danmana yang akan disisihkan sehingga tidakmemberikan keturunan, kemudian menentukanapakah beberapa dari individu-individu yang terpilihakan dibiarkan mempunyai beberapa keturunansaja. Fungsi seleksi adalah mengubah frekuensigen. Dimana frekuensi gen-gen yang diinginkanakan meningkat, sedangkan frekuensi gen-gen yangtidak diinginkan akan menurun. Seleksi sebagaikekuatan untuk mengubah frekuensi gen yangmengatur beberapa sifat kualitatif dan jugakuantitatif yang dipengaruhi oleh banyak gendimana pengaruh dari masing-masing gen biasanyatidak dapat dilihat (Warwick, et all., 1995).
IV.MATERI DAN METODE
IV.1 Materi
Penelitian mengenai simulasi seleksi itikMojosari akan dilakukan di Kecamatan Mojosari,Kabupaten Mojokerto dengan ketinggian tempat 22meter diatas permukaan laut. Materi yangdigunakan dalam simulasi seleksi adalah itikMojosari berumur 20 minggu yang diperoleh daripeternakan di Kecamatan Mojosari, KabupatenMojokerto. Jumlah itik Mojosari yang digunakansebanyak 100 ekor betina dan 10 ekor jantan,sehingga setiap pejantan mengawini 10 ekor betina.Data yang diamati adalah produksi telur umur 6bulan yang dihasilkan induk maupun keturunannya.Adapun pakan yang diberikan adalah ransumkomersial (Charoen Phokphand), terdiri dari tigamacam yaitu ransum
starter (1 hari - 8 minggu), grower (8 - 20 minggu) dan ransum untuk produksitelur. Susunan ransum dan kandungan gizinyadisesuaikan dengan umur itik.
IV.2 Metode
Metode yang digunakan adalah metodesimulasi seleksi untuk menduga taksiran responseleksi itik Mojosari untuk tiga generasi. Simulasiseleksi dilakukan menggunakan kriteria produksitelur enam bulan tertinggi. Diasumsikan bahwadalam populasi awal seluruh induk sudah dapatdikawinkan sehingga menghasilkan keturunan pada umur 6 bulan. Itik dikawinkan secara line breeding dengan tujuan untuk memperbanyak populasimurni. Setelah dikawinkan, Itik kemudian diseleksiuntuk memilih tetua dengan produksi telur tertinggidan dipilih sebanyak 75 persen dari populasi.Selama seleksi berlangsung diasumsikan tidak adakematian, dan jumlah ternak tetap dari awalpopulasi hingga menghasilkan generasi III.Populasi awal merupakan populasi dasar yangdibangkitkan menggunakan angka random danterdistribusi normal berdasarkan rataan produksitelur itik Mojosari 103,6 ± 2,3 butir/induk/6 bulan(Susanti, 2003). Setiap generasi diseleksi sebanyak75 ekor tetua terbaik dan akan dikeluarkansejumlah 25 ekor. Kekosongan induk kemudianakan diisi oleh induk terpilih dari hasil seleksi dimana replecement stock (ternak pengganti)berasal dari keturunanya. Semua induk danpejantan diasumsikan fertil, daya tetas 100 persenserta banyaknya kelahiran anak jantan dan betinadengan perbandingan 1:1. Dengan demikian, indukakan menghasilkan keturunan sebanyak 100 ekoryang terdiri dari 50 ekor itik jantan dan 50 ekor itikbetina. Untuk memilih replacement stock, 50 ekoranak betina yang dihasilkan diseleksi berdasarkannilai fenotipik produksi telur tertinggi sebanyak 25ekor. Selanjutnya 75 ekor induk yang terpilih dan 25ekor anak yang terpilih akan digunakan untuk indukgenerasi yang akan dating, sehingga jumlah indukyang digunakan tetap dipertahankan 100 ekor. Nilai heritabilitas ditetapkan sebesar 0.2 dan repitabilitassebesar 0.4 (Susanti, 2003).
IV.2.1 Cara Kerja
1.Data dicari dengan menggunakan program SPSS.
2.Spesifikasi komponen data ditulis di lembarvariabel view dengan kode yaitu : TAG (nomor itikbetina), PT (produksi telur), RPT (rataan produksitelur), HERIT (heritabilitas), TNP (taksiran nilaipemuliaan), TTT (tetua terpilih), SDEF (seleksidiferensial), RTT (rataan tetua terpilih), RSEL(taksiran respon seleksi).
3.Spesifikasi kode data tiap generasi,diikuti denganrincian kode yaitu : G0 (generasi ke-0), G1(generasi ke-1), G2 (generasi ke-2), G3 (generasike-3), F1 (anak generasi ke-0), F2 (anak generasike-1) dan F3 (anak generasi ke-2).
4.Kolom TAG diisi dengan nomor individu itikMojosari betina.
5.Kolom PT diisi dengan estimasi produksi telurenam bulan yang diperoleh dari angka randomdari proses transformasi data.
6.Kolom RPT diisi dengan rataan produksi telurenam bulan itik Mojosari yang didapat daristatistik deskriptif.
7.Kolom HERIT diisi dengan nilai heritabilitasproduksi telur Itik Mojosari.
8.Kolom TNP diisi dengan taksiran nilai pemuliaan.
9.Kolom TTT diisi dengan tetua terpilih yaitu 75ekor ternak dengan nilai taksiran nilai pemuliaantertinggi.
10.Kolom SDEF diisi dengan hasil perhitunganseleksi diferensial.
11.Kolom RTT diisi dengan nilai rataan dariproduksi telur tetua terpilih.12.Kolom RSEL diisi dengan nilai taksiran responseleksi tetua terpilih.13.Data yang sudah diperoleh dihitung hinggagenerasi ke-3.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1Produksi Telur
Seleksi merupakan suatu proses pemilihanternak dengan karakteristik tertentu yang akandijadikan sebagai tetua pada generasi berikutnya.Adapun tujuan dilakukannya seleksi pada itikMojosari adalah untuk meningkatkan produktivitasitik mojosari, yakni produksi telur. Dipilihnya kriteriaseleksi produksi telur enam bulan pada itik Mojosarikarena memiliki korelasi genetik yang tinggi denganproduksi telur selama satu tahun (Gunawan, 1988). Sehingga hasil seleksi dari produksi telur enambulan dapat digunakan sebagai acuan besarnyaproduksi telur selama satu periode produksi.Hasil seleksi selama tiga generasimenunjukkan terjadinya peningkatan produksi teluritik mojosari pada tiap generasi. Peningkatanproduksi telur ini ditunjukkan pada nilai rata-ratapopulasi awal itik dan rata-rata populasi terseleksi(tersaji pada lampiran 2). Hal ini terjadi karena tetuaterpilih yang digunakan pada generasi selanjutnyamerupakan ternak yang memiliki karakteristikproduksi telur terbaik. Rataan produksi telurmeningkat dari generasi G1 sebesar 104,96butir/induk/6 bulan menjadi 113,22 butir/induk/6bulan pada generasi G3. Dengan demikian, simulasiprogram seleksi mampu menghasilkan 100 ekor itikMojosari dengan rataan produksi telur 113,22butir/induk/6 bulan dari generasi G3.
V.2Respon Seleksi
Respon seleksi atau kemajuan seleksi ialahperbandingan antara rata-rata performan anakdengan rata-rata performan tetua. Keberhasilansuatu program seleksi ditunjukkan denganmeningkatnya respon seleksi. Besarnya nilai responseleksi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu heritabilitas,intensitas seleksi yang ditentukan oleh proporsiindividu yang diteliti, simpang baku genetik, daninterval generasi seleksi diferensial, heritablitas,dan interval generasi (Adjisoedarmo, 1989). Taksiran respon seleksi jangka pendek padagenerasi I, generasi II dan generasi III terhadapproduksi telur itik Mojosari umur 6 bulan tersajipada lampiran 4. Taksiran respon seleksi tertinggiditunjukkan pada generasi I dan generasi II sebesar0.36. Laju nilai respon seleksi pada generasi I stabilhingga generasi II kemudian menurun padagenerasi III sebesar 0.32. Hal tersebut sesuaidengan Richadson (1968), yang menyatakan bahwarespon seleksi yang diperoleh dalam proses seleksiumumnya menurun besarnya dari generasi kegenerasi. Hasil respon seleksi juga mendekati hasiltaksiran respon seleksi nyata pada penelitianSusanti (2003), dimana respon seleksi yangdihasilkan dari produksi itik mojosari umur enambulan sebesar 0,3. Artinya, rata-rata produksi teluritik Mojosari meningkat sebesar 0,3 butir per satugenerasi.
Penurunan respon seleksi pada tiap generasidisebabkan nilai seleksi diferensial yang menurunpada generasi G3 sebesar 0,23. Seleksi diferensialadalah perbedaan rata-rata performan individu-individu yang terseleksi dengan rata-rata performanindividu-individu pada populasi awal (Falconer danMackay, 1996). Atau dengan kata lain, seleksidiferensial adalah keunggulan ternak-ternak yangterseleksi terhadap rata-rata populasi, sehingga jikakeunggulan tetua terpilihnya menurun akanmengakibatkan respon seleksi yang menurun.Berbeda dengan generasi III, laju respon seleksipada generasi II justru stabil dari generasi I.Besarnya seleksi diferensial II tidak jauh berbedadengan generasi I sehingga respon seleksi yangdihasilkan memiliki nilai yang sama besarnyadengan generasi I.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian simulasi seleksi yangdiperoleh dalam upaya meningkatkan produksi teluritik Mojosari, dapat disimpulkan bahwa akan terjadipeningkatan rataan produksi telur itik Mojosari darigenerasi I, generasi II dan generasi III berturut-turut sebesar 108,38 ± 3,29; 110,01 ± 4,45; 113,22 ±5,96 butir/ekor/6 bulan. Laju peningkatan terbesarditunjukkan pada generasi I dan generasi II dengannilai respon seleksi yang sama sebesar 0,36 dankemudian menurun pada generasi III sebesar 0,32
VI.2 Saran
1.Pada pelaksanaan seleksi sebaiknya lebihditekankan pada proses perkawinan untukmenghindari terjadinya
in breeding.
2.Dalam menyusun program pemuliaansebaiknya diselaraskan dengan simulasiseleksi sehingga pelaksanaan seleksi lebihtepat dan efektif.3.Untuk menghasilkan itik mojosari denganproduktivitas unggul, selain upayapeningkatan mutu genetik melalui seleksi,sebaiknya juga diikuti dengan perbaikanpakan dan manajemen.
SUMBER :