Senin, 07 Mei 2012

Ade Suhidin Profit Sharing dari Kandang Bebek










Ade Suhidin lebih suka disebut peternak. Walaupun, lulusan ALA Berkley, Los Angeles, AS ini konglomerat dan pebisnis ulung. Ia adalah direktur utama PT Adess Sumberhidup Dinamika (Addfarm), perusahaan peternakan bebek yang beroperasi dengan sistem bagi hasil (profit sharing).

Saat ini Ade mempunyai mitra investor sebanyak 3.000 orang. Modal yang berhasil dihimpun dari mereka mencapai miliaran rupiah. Bisa jadi karena janji keuntungan hingga 44 persen per tahun, Addfarm tak sepi dari investor baru.

''Bahkan, kami sempat mempunyai investor hingga 8.000 orang. Tapi, yang aktif kini tinggal 3.000 orang saja,'' ujarnya kepada Republika, di sela-sela acara family gathering Addfarm, beberapa waktu lalu di Cirebon. ''Saya tak tahu persis mengapa mereka menarik diri, tapi saya juga optimis sistem yang kami kembangkan ini akan menarik lebih banyak investor lagi.''

Berawal dari modal Rp 200 juta saat mendirikan perusahaan peternakan itu pada 1995, kini aset yang dimiliki lelaki tinggi besar (38) asli Cirebon itu telah berkembang hingga Rp 140 miliar. Dalam dua tahun terakhir Addfarm membukukan keuntungan Rp 40 miliar. Usahanya pun tak lagi mengandalkan produk bebek semata. Ade kini juga mulai merambah perhotelan, pariwisata, dan penerbitan.

Tak lama lagi, jika programnya lancar, penikmat lagu-lagu God Bless itu akan mempunyai perusahaan asuransi sendiri, dan bahkan bank sendiri. ''Sementara ini masih berupa wacana. Namun, kami serius untuk merealisasikannya. Bukan apa-apa, asuransi dan bank sangat penting untuk mendukung usaha ternak bebek,'' lanjutnya.

''Kedua bidang itu selama ini kelihatannya belum sepenuhnya percaya kepada kami. Karena itu kami merasa perlu memiliki sendiri,'' imbuh suami Rina Damayanti itu. ''Asuransi penting untuk mengantisipasi risiko usaha.''

Ade mengaku dapat seperti sekarang tanpa bantuan dana dari bank. Dulu ia sempat meminjam degan syarat macam-macam dan sulit. ''Akhirnya saya berpikir bagaimana caranya mengembangkan usah tanpa bantuan dana bank,'' kenangnya.

Menurutnya, kemitraan dan niat baik berbagi keuntungan dengan orang lain menjadi kunci sukses. Berbagi keuntungan bukan hanya dilakukannya dengan para pemilik uang, namun juga dengan orang-orang kecil di sekitarnya. Kemudian muncullah konsep bisnis profit sharing ternak bebek itu.

Dalam bisnis ini Ade bermitra dengan para peternak sungguhan. Merekalah yang angon (menggembala) bebek milik para investor yang rata-rata orang kota. Ade mengaku ingin membantu mengentaskan kemiskinan di daerah kelahirannya. ''Kini para peternak bisa meraih pendapatan lumayan setiap bulannya. Desa-desa pun terbebas dari tawuran antarkampung karena pemudanya tidak lagi menganggur,'' imbuhnya.

Selama tujuh tahun Ade membangun ''kerajaan bebeknya.'' Ia mempuyai resep tersendiri mewujudkan usahanya itu. ''Yang mungkin membedakan saya dengan orang lain adalah cara memandang suatu hambatan. Saya selalu melihatnya sebagai suatu tantangan yang tetap harus ditaklukkan.''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar