Rabu, 13 Juni 2012

MANAJEMEN KELAHIRAN ANAK BABI YANG BARU LAHIR



Dalam peternakan babi perlu adanya manajemen yang baik meliputi
keadaan kandang, pakan serta sistem pemeliharaannya, karena babi mudah
terserang penyakit dan mikroorganisme. Selain itu juga, untuk
meningkatkan produktivitasnya, perlu diketahui mengenai tatacara
pemeliharaan sesuai dengan tahapan umurnya. Terlebih untuk babi yang
baru lahir, karena sejak lahir hingga berumur 10 hari, anak babi sangat
sensitif dalam menghadapi lingkungan yang berat sehingga angka
kematiannya cukup tinggi, terutama jika pemeliharaannya kurang baik.





Tatalaksana Induk Beranak

Tatalaksana yang paling kritis adalah pada waktu induk akan beranak.
Pada waktu beranak, induk dapat berbaring, membentangkan tubuh, dan
menendang kebelakang dengan kaki ke atas atau dapat berguling-guling ke
sisi lain. Setiap bergerak, cairan dipaksa keluar dari alat kelamin,
hingga fetus keluar dengan usaha induk mengeluarkannya perlu
diperhatikan. Induk gemetar dan menekan dadanya pada selang waktu
tertentu. Seekor induk atau babi dara biasanya beranak dengan merebahkan
diri pada suatu sisi dan meletakkan bagian punggungnya pada dinding
atau bagian lain yang mendukung atau menopanng. Tetapi dalam keadaan
terisolasi, induk dapat melahirkan sebagian anaknya paa keadaan
terbaring dengan perut dibagian bawah, bahkan dapat juga elahirkan
dengan posisi kaki ke atas satu.



Biasanya anak babi dilahirkan dengan jarak waktu kurang dari satu
menit hingga 20 menit. Bantuan harus diberikan apabila terjadi suatu
penundaan atau ketika terjadi ketegangan tanpa seekorpun anak babi
dilahirkan. Induk yang sedikit terlambat beranak harus disuntik dengan 2
ml ekstrak pituitary pada bagian paha. Apabila penundaan kelahiran
disebabkan kekurangan hormonal, maka perlu diinjeksi untuk mempengaruhi
ternak dengan oxytocin atau jenis obat lain dengan aktivitas oksitoksik.
Bahan ini hanya merangsang kontraksi otot licin dari dinding uterus dan
kemudian mempercepat pengeluaran fetus.



Beberapa induk terutama babi yang baru beranak pertama kali cenderung
memakan anaknya (kanibalisme) selama atau segera setelah beranak.
Apabila diganggu dengan anak babi yang sedang menjerit atau diganggu
dengan suara lain, induk babi segera menyentak anak babi yang baru
lahir; pada kondisi demikian anak babi harus dijauhkan dari induk dan
dikembalikan ke induk hanya setelah induk mengembangkan naluri
keibuannya. Apabila induk tidak tenang dan tetap jahat, dapat disuntik
dengan obat penenang. Setiap induk yang tetap bersifat ganas terhadap
anak-anaknya pada setiap kali melahirkan, induk tersebut harus diafkir.

Meskipun ternak babi secara alami merupakan ternak yang ramai dan
gaduh terutama pada waktu mau makan, seekor induk memerlukan lingkungan
yang tenang pada waktu beranak. Pengaruh kebisingan cenderung
menyebabkan perpanjangan waktu atau lam melahirkan atau reaksi akan
beranak. Dengan demikian, disarankan supaya tidak mengganggu induk pada
saat beranak kecuali terjadi kesulitan dalam melahirkan anak.



Kandang harus dijaga tetap bersih dan kering setelah beranak. Kandang
beranak yang selalu kering dapat menolong untuk mencegah anak babi
mencret dan menjaga agar bagian ambing tidak tertutup oleh makanan yang
berair (seperti adonan) yang menyebabkan air susu induk babi yang baru
beranak menjadi hilang. Jika kondisi lingkungan tidak menyenangkan, air
susu hanya kadang-kadang keluar atau tidak sama sekali sehingga
anak-anak babi menjadi lemah dan dapat mati secara tiba-tiba. Kematian
anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan
anak kurang baik. Penyebab kematian anak babi adalah: mati lahir,
akibat kelemahan dan kelaparan, tertindih atau terjepit induk, penyakit
yang timbul, dll.





Tatalaksana Anak Babi yang Baru Lahir

Segera setelah anak babi dilahirkan, lepaskan lapisan tipis yang
membungkus tubuhnya dengan sehelai kain kering. Dengan demikian anak
babi menjadi kering dan mencegahnya dari kedinginan. Lepaskan sesegera
mungkin setiap cairan yang mengganggu lobang hidung dan mulut. Apabila
anak babi tidak dapat bernafas secara bebas, pegang kedua kaki belakang
dengan kepala ke bawah dan ayunkan perlahan untuk mempercepat pelepasan
cairan dari lobang hidung. Juga, dengan mengurut pelan-pelan pada bagian
dadanya dan mengisap keluar cairan dari lobang hidung dapat merangsang
pernafasan.



Kadang-kadang, satu atau lebih anak babi yang lahir dari seperindukan
ada yang lemah dan kelihatannya tidak hidup. Periksa bagian tali pusar
dan apabila ada gerakan atau denyutan pada bagian pangkal pusar, masih
ada kemungkinan untuk menghidupkan anak babi kembali dengan pernafasan
buatan. Prosedur berikutnya yang umum dilakukan dalam 24 jam setelah
lahir, dan sering segera setelah beranak telah ditentukan. Seluruh
prosedur umunya dilakukan pada waktu yang sama.


  • Memotong Tali Pusar


Tali pusar adalah organ yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan fetus selama kebuntingan tetapi menjadi suatu bagian yang
tidak diperlukan dan merupakan daerah yang berbahaya untuk masuknya
infeksi setelah anak babi lahir. Dengan demikian, tali pusar harus
dipotong dengan cara sederhana seperti berikut:

a. Ikat tali pusar kira-kira 2 cm dari pangkal dengan seutas benang
steril untuk meyakinkan tidak ada bahaya karena pendarahan melalui
arteri tali pusar

b. Potong tali pusar dengan gunting atau pisau di bawah ikatan

c. Oleskan ditempat pemotongan tali pusar dengan yodium tincture keras untuk mencegah infeksi atau sakit pada tali pusar.


  • Memotong Gigi


Anak babi lahir dengan empat pasang gigi atau delapan gigi tajam, dua
pasang pada tiap rahang disebut gigi “hitam”, gigi “jarum” atau gigi
“serigala”. Meskipun gigi tersebut cukup penting pada anak babi, namun
gigi tersebut harus dipotong karena lebih banyak menimbulkan kerugian
daripada keuntungannya bagi peternak. Alasan mengapa dilakukan
pemotongan gigi adalah sebagai berikut:

a. Gigi sangat efektif menyebabkan luka pada ambing induk dan mengakibatkan induk menolak untuk menyusui anak-anaknya

b. Apabila anak babi berkelahi untuk merebut satu puting susu atau
bermain sesamanya, gigi dapat menyebabkan luka pada muka dimana luka
tersebut dapat merupakan jalan masuknya penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme

Salah satu tujuan dari peternakan babi adalah memaksimumkan anak babi
dapat hidup. Pemotongan gigi harus tidak menghasilkan gigi yang hancur
dibawah garis gusi dan harus dilakukan secara higienis. Pemotongan gigi
biasanya dilakukan oleh satu orang seperti berikut:


  1. Pegang kuat anak babi dengan satu tangan dimana tiga jari menahan
    rahang dan ibu jari menekan dari belakang leher dengan arah berlawanan

  2. Masukkan jari telunjuk pada satu sisi dari mulut persis dibelakang gigi “jarum” mendekati ujung lidah

  3. Dengan alat pemotong gigi atau alat pemotong kuku biasa, potong gigi
    diatas gusi. Penting unuk menghindari pemotongan gigi sampai dasarnya,
    jangan membuat sudut yang tajam atau berberigi yang dapat menyababkan
    luka pada gusi dan lidah.



  • Memotong Ekor


Menggigit ekor adalah suatu masalah yang sering terjadi dihampir
semua peternakan babi, maka secara rutin dilakukan pemotongan ekor anak
babi baru lahir. Panjang ekor yang dipotong dapat dari ujung hingga
pangkal ekor. Tetapi biasanya cukup untuk memotong dua pertiga hingga
tiga perempat dari ekor. Pendarahan yang semakin sedikit terjadi apabila
beberapa alat yang digunakan tumpul. Pada umumnya, perhatian khusus
harus diberikan terhadap kesehatan dan kebersihan selama melakukan
pemotongan ekor di usaha peternakan.


  • Mendapatkan Kolostrum


Segera setelah pemotongan gigi, letakkan kembali anak babi bersama
induknya agar anak babi dapat menusu atau memperoleh air susu pertama
(kolostrum) yang mengandung daya tahan tubuh yang tinggi. Penyerapan
kolostrum adalah kritis untuk kehidupan anak babi yang baru lahir
sebagimana fungsinya yang merupakan sumber utama kekebalan melawan
penyakit pada masa awal kehidupan. Hal yang perlu dicatat bahwa secara
bertahap terjadi perubahan kolostrum menjadi air susu pada dua ke tiga
hari periode transisi. Apabila ada anak babi yang lemah, harus diberikan
kesempatan yang baik untuk menyusu dengan mengarahkan anak-anak babi ke
ambing induk.


  • Penyuntikan Zat Besi


Anemia pada anak babi menyusu merupakan masalah yang telah lama
diketahui secara baik oleh para peternak maju. Hal ini terjadi
disebabkan oleh kekurangan zat besi dimana plasenta dan ambing tidak
efisien memindahkan mineral tersebut. Penambahan zat besi untuk
mengatasi kekurangan zat besi pada anak babi yang tidak bersentuhan
dengan tanah dapat diberikan baik melalui mulut maupun disuntikkan.

Dalam air susu induk kandungan zat besinya sangat rendah dan anak
babi yang lahir menyimpan zat besi dalam jumlah yang terbatas dimana
biasanya hanya mencukupi kebutuhan dari satu minggu setelah lahir. Pada
waktu lahir, dalam tubuh anak babi mengandung kira-kira 40 – 50 mg zat
besi, disimpan terutama dalam hati, dimana anak babi mulai
mengguankannya segera setelah lahir. Secara rata-rata anak babi
membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari pada minggu pertama setelah lahir,
sedangkan air susu induknya hanya dapat memberikan 1-2 mg per hari
kepada tiap ekor anaknya. Dengan demikian, anak babi akan kehabisan
simpanan zat besi dan anemia akan timbul setelah satu minggu. Apabila
tidak teramati, perkembangan anemia dan resiko kematian akibat mencret,
radang paru-paru dan penyakit menular lainnya akan meningkat.

Anemia bukanlah masalah yang serius apabila ternak babi dipelihara di
luar kandang atau dilepas. Anak-anak babi selalu kontak dengan tanah,
yang secara alami kaya akan sumber zat besi yang diperlukan. Akan
tetapi, anak babi yang dipelihara selamanya dalam kandang dapat
mengalami kekurangan zat besi kecuali diberi tambahan sebelum cadangan
atau simpanan zat besi habis dipergunakan. Penyuntikan zat besi (dan
ikatan lain) biasanya dianjurkan diberikan ketika babi berumur tiga
hari, tetapi hasil yang memuaskan dapat diperoleh jika anak babi
disuntik sewaktu-waktu pada minggu pertama setelah lahir. Penyuntikan
cairan zat besi secara menyakinkan dapat mempertahankan hemoglobin pada
taraf yang sangat tinggi, tetapi dapat menyebabkan luka pada tempat
penyuntikan.


  • Penitipan Anak  Babi dan Makanan Buatan


Anak babi yang kehilangan induknya dapat terjadi oleh karena beberapa
faktor seperti induk mati setelah beranak, ambing yang luka, tidak
dapat menyusui atau jumlah anak yang terlalu banyak. Anak babi dari
induk demikian hanya dapat dipelihara dengan berhasil apabila anak-anak
babi tersebut memperoleh sejumlah kolostrum yang cukup. Untuk
memelihara  anak babi yang kehilangan induk, dapat dilakukan dengan
menitipkannya pada induk yang tidak ada air susu dan induk yang
mempunyai beberapa anak saja. Penitipan adalah memindahkan anak babi
dari satu induk ke induk lain dalam suatu kelompok bibit.



Penitipan dapat berhasil apabila induk ditangani dalam kandang yang
mempunyai tempat beranak dan mulai dititipkan dalam waktu 48 jam setelah
lahir. Pemindahan baik dilakukan lebih dini dalam kehidupannya sebelum
pemilikan puting sudah tetap, dan anak babi yang kuat dan lebih mengerti
akan lebih berhasil dalam penitipan. Umur atau waktu penitipan
merupakan hal yang penting karena puting susu yang tidak digunakan akan
menjadi kering. Meskipun dipindahkan pada umur dini, peternak masih akan
menjumpai masalah karena induk dapat dengan mudah mengenal anak-anaknya
melaui isyarat penciuman dan kemampuannya itu akan semakin meningkat
dengan mengingkatnya umur babi. Banyak cara efektif yang telah dilakukan
oleh para peternak untuk menghalangi induk dalam mengenal anak-anak
babi yang bukan anaknya.



Salah satu cara untuk dapat menerima anak babi yang baru dengan pasti
adalah menyatukan anak-anak babi dari induk dengan anak babi titipan
dalam satu kotak selama satu sampai dua jam setiap anak babi tersebut
tidak menyusu hingga mereka mempunyai bau yang sama. Mengolesi anak babi
dengan air kencing induk adalah suatu cara yang lain. Menyiram
anak-anak babi termasuk induk dengan bau-bauan, obat pembasmi hama
penyakit atau bau-bauan yang lain untuk menyamakan baunya sangat
disenangi oleh peternak dibanding cara lain.



Pemeliharaan anak babi yang kehilangan induk dapat juga menggunakan
beberapa pengganti susu. Para ahli dari Universitas Dakota Selatan
menyarankan menggunakan air susu campuran dengan komposisi (1) satu
liter air susu sapi yang sudah dipasteurisasi; (2) 0,3 liter air susu
dengan ½ kepala susu dan ½ air susu; dan (3) telur mentah. Bahan-bahan
tersebut dicampur dan disimpan pada temperature 3oC. Campuran dikocok dan sebagian dipanaskan sampai 29oC
sebelum diberikan kepada ternak. Pemberian makan dilakukan dengan
menggunakan selang karet yang sesuai dengan menyambungkan ke alat
penyemprot. Ujung selang dimasukkan kedalam mulut babi dan langsung
dipompakan ke kerongkongan kira-kira 7,5 cm mengarah ke daerah jantung.
Setiap ekor babi menerima dosis 15 cc campuran pada lima jam hari
pertama setelah lahir dan 20 cc pada hari kedua


  • Pembuatan Tanda dan Nomor


Tiap ekor anak babi dalam seperindukan harus diberi tanda atau nomor
dalam waktu 24 jam setelah lahir guna mengukur penampilan dari kelompok,
kebijaksanaan dalam mengafkir, dan ketegasan dalam menyeleksi bibit
pengganti. Para peternak kecil biasanya memberi tanda pada babi dengan
membuat titik-titik pada kulit atau tanda-tanda tertentu pada bulu.
Dipihak lain, para peternak komersial dimana terdapat ratusan bahkan
ribuan anak babi dari berbagai umur dalam kelompok, pembuatan tanda atau
nomor dapat dilakukan dengan cara pemotongan daun telinga dan tattoo.
Selain itu bisa juga dengan menggunakan eartag, cap bakar, phylox, dan
sebagainya tetapi cara ini kurang umum digunakan oleh para peternak
babi.


  • Kastrasi atau Kebiri


Kastrasi adalah suatu pengambilan bagian kelamin utama dari pejantan,
dan yang terbaik dilakukan pada waktu anak babi berumur dua minggu.
Pada umur ini, anak babi dengan mudah ditangani; shok dan gangguan
pertumbuhan sangat minim; dan kesempatan luka terkena infeksi sangat
kurang karena tempat atau kandang menyusu lebih bersih daripada kandang
ternak babi sapihan. Kastrasi anak babi dilakukan terutama untuk
mencegah individu yang tidak diinginkan dari gambaran dirinya sendiri,
fasilitas pemberian makan secara bersama, dan juga untuk tatalaksana
praktis lainnya. Tujuan dari pengebirian adalah untuk memperbaiki
karkas, akan tetapi kenyataan secara keseluruhan memperlihatkan bahwa
pertumbuhan babi jantan hampir sama bila tidak lebih cepat daripada babi
kebiri pada umur pasar yang sama, dan dengan efisiensi penggunaan
makanan dan kualitas karkas yang lebih baik.



Apabila seekor babi akan dikastrasi, kita tidak hanya harus
mempertimbangkan umurnya, tetapi juga kesehatan dan kemampuan dari
ternak terhadap kondisi cekaman (stress). Melakukan kastrasi adalah
suatu operasi yang sederhana tetapi hal ini dapat menimbulkan bahaya
apabila seseorang tidak mempertimbangkan kondisi ternak dan
ligkungannya. Kastrasi dapat berhasil pada setiap musim, akan tetapi
paling baik melakukannya apabila keadaan cuaca menyenangkan, dipilih
hari yang cerah, sejuk, hindarkan cuaca dingin, basah atau beruap.



Anak babi yang baru lahir tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sebelum
umur 2-3 hari, tambahan panas diberikan selama keaadaan dingin atau
cuaca buruk. Salah satu cara umum yang dilakukan untuk menanggulanginya
adalah menggunakan lampu (250watt) yang digantung. Hal ini berguna untuk
memberi kehangatan dan menarik perhatian anak babi agar  menjauhi induk
apabila tidak sedang menyusu. Bola lampu digantung kira-kira 70-76 cm
dari lantai, disesuaikan dengan pertumbuhan anak babi.



Anak babi tumbuh dengan cepat dari sejak lahir. Kebutuhan makanannya
akan meningkat dengan bertambahnya umur. Air susu dari induk akan
menurun setelah puncak produksi yang dicapai kurang lebih tiga minggu
setelah beranak, sehingga pemberian zat makanan dan ransom anak babi
yang lezat dan disukai anak babi sangat diperlukan. Memberi makanan ke
anak babi pada waktu menyusu baik dimulai pada umur kira-kira satu
minggu. Hal ini memberi jaminan bahwa anak babi mengkonsumsi makanan
penguat yang cukup sebelum produksi air susu dari induk mulai menurun.
Anak babi yang dibiasakan untuk memakan ransom kering sebelum disapih
adalah menguntungkan baik untuk proses pencernaan dan tingkah laku
makannya. Pembentukkan lebih awal kemampuan bakteri dari pencernaan
makanan yang bukan susu akan memperkecil cekaman penyapihan dan dari
segi tingkah laku hal tersebut sangat baik karena telah mengetahui bahwa
makanan kering adalah untuk dikonsumsi.



Kebanyakan peternakan intensif diluar negeri menyapih anak
seperindukan pada rataan umur empat sampai enam minggu. Biasanya anak
babi yang disapih pada umur dua bulan, induk akan mengalami kondisi yang
menurun dimana pada banyak kejadian tidak mau untuk segera dikawinkan
kembali setelah penyapihan anak-anaknya. Apabila penyapihan dilakukan
lebih awal dari 56 hari, seekor induk dapat beranak kira-kira empat
sampai lima kali dalam dua tahun, diman induk biasanya birahi pada hari
ketiga sampai hari ketujuh setelah penyapihan. Suatu keuntungan dari
penyapihan dini adalah menghasilkan jumlah kali beranak atau frekuensi
beranak yang lebih banyak per induk per tahun, sehingga sangat
menguntungkan bagi peternakan babi.



sumber : http://diandinar.wordpress.com/2009/12/28/manajemen-kelahiran-anak-babi-yang-baru-lahir/












Tidak ada komentar:

Posting Komentar