I. PENDAHULUAN
Anak babi, pedet dan hewan lainnya yang baru lahir telah pempersiapkan diri secara alami untuk bisa hidup. Serangan bakteri atau virus patogen, alergan, toksin dan lain sebagainya hampir setiap hari terjadi di saluran pencernaan . Untuk melindungi tubuh dari efek yang berbahaya tersebut maka saluran pencernaan mempunyai mekanisme perlindungan yang spesifik ( imunologis ) dan yang tidak spesifik. Secara umum mekanisme pertahanan tersebut diperankan oleh sel imuno kompeten termasuk “ Gut Associated Lympoid Tissue “ ( GALT ).GALT merupakan bagian seluler dari sistem imun mukosa yang berfungsi sebagai bagian utama dari barier sistem imun mukosa,( Siti Boedina Kresno, 2001 ). Logikanya anak babi tidak mati selama masa sebelum sapih.
Kenyataan dilapangan tidak selalu demikian adanya, kematian anak babi pra sapih masih sangat tinggi Tingginya mortalitas anak babi pra sapih telah dilaporkan hampir di seluruh peternakan babi pembibitan di Indonesia, baik di peternakan tradisional maupun intensif . Data dari berbagai negara juga menunjukkan angka mortalitas yang tinggi yaitu sekitar 20-25 % pada anak babi pra sapih ( Sihombing,1997 ). Data dari tahun 1950 maupun tahun 1970 juga menunjukkan hal yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa sampai tahun tujuh puluhan hampir tidak ada kemajuan yang dicapai dalam usaha untuk mengurangi kematian anak babi pra sapih. Selanjutnya Cutler et.al. (1996) melaporkan bahwa terdapat penurunan angka mortalitas pra sapih di negara – negara maju dari tahun 1985-1990 yaitu menunjukkan angka 17,1-18,6 %. Akan tetapi dari hasil penelitian pendahuluan terhadap angka mortalitas anak babi pra sapih di Bali tahun 2002 masih tinggi yaitu 21 % ( Ardana, 2002 ). Tingginya mortalitas anak babi pra sapih di Indonesia akan mengganggu pencanangan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penerapan Manajemen Peternakan Babi yang bermutu ( Good farming practice ). Untuk itu perlu dilakukan penelitian – penelitian yang hasilnya dapat digunakan model untuk mengantisipasi permasalahan tingginya mortalitas anak babi pra sapih
Secara umum penyebab kematian anak babi pra sapih adalah mungkin karena belum berfungsinya sistem GALT secara maksimal, sehingga pemaparan kuman patogen tidak dapat dinetralisir, akibatnya akan terjadi gangguan pencernaan yang ditandai oleh diare Salah satu kuman enteropatogen yang banyak dilaporkan oleh para peneliti menyerang anak babi pra sapih adalah bakteri Eschericia coli patogen.(EvelynA et.al., 2000 ).Kuman ini telah tersebar luas dilingkungan kandang dan setiap saat anak babi akan terpapar oleh kuman tersebut. Pada anak babi dibawah umur 21 hari sistem imunitas belum berkembang secara optimal sehingga umur tersebut merupakan masa yang sangat kritis terjadi kematian ( Sihombing,1997 ). Penyebab ini masih menduduki level teratas dibandingkan penyebab lain, dan sulit untuk ditanggulangi sehingga peternak sering mengeluh akibat kematian anak babinya.
Berbagai metode telah dicoba oleh peternak babi di Bali untuk menanggulangi kematian anak babi pra sapih namun tingkat keberhasilannya tidak konsisten sehingga diperlukan metode yang baku untuk menanggulangi kematian tersebut. Telah dilaporkan bahwa, satu – satunya cara yang dapat mencegah penyebab infeksi pada hewan sebelum sistem imun berkembang adalah meningkatkan konsentrasi imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) yang berasal dari induknya baik melalui placenta selama dalam kandungan maupun melalui kolostrum 1-4 hari setelah lahir ( Tacket et.al, 1997; Sihombing,1997 ). Sayangnya induk babi tidak dapat mentransfer imunoglobulin ( zat kebal ) kepada anak melalui placenta, karena placentanya sangat tebal sehingga sangat sulit ditembus oleh zat kebal tersebut. Oleh karena itu praktis anak babi yang baru lahir tidak mengandung zat kebal terhadap penyakit yang ada dilingkungan kandang. Satu – satunya sumber imunoglobulin ( zat kebal ) bagi anak babi berasal dari kolostrum induk. Oleh karena seekor induk babi dapat melahirkan lebih dari 10 ekor dan mutu pakan induk sering tidak standar maka jumlah kolostrum yang diperoleh per ekor anak tidak cukup sehingga defisiensi imunoglobulin pasif ( zat kebal ) sangat mungkin terjadi.
Untuk mengatasi kekurangan kolastrum dari induk merupakan pembahasan yang sangat menarik pada paper ini
II. BEBERAPA PENYEBAB KEMATIAN ANAK BABI PRA SAPIH
Sebagai peternak babi khususnya peternak pembibitan sering mengalami kerugian akibat kematian anak babi pra sapih. Telah dilaporkan bahwa sebagai penyebab kematian anak babi prasapih meliputi ;
(1 ). Keterlambatan melahirkan,
Secara normal proses kelahiran anak babi berlangsung lebih kurang 2,5 jam. Bila melebihi waktu tersebut maka anak babi akan mengalami kelemasan karena kekurangan oksigen, karena placenta terlalu cepat terlepas dan tali pusar putus sebelum anak lahir. Kalau bisa hidup maka anak babi tersebut akan mengalami keterlambatan memproleh kolostrum yang merupakan sumber kehidupan awal.
( 2 ). Kelemahan dan kelaparan;
Masa kritis pertama merupakan saat yang paling berbahaya bagi anak babi yang baru lahir adalah selama 3 hari pertama setelah lahir, dengan tingkat kematian yang paling tinggi yaitu sekitar 47 % ( Sihombing, 1997 ).dibandingkan dengan kematian penyebab lain seperti tertindih, lahir lemah, genetik, penyakit dan lainnya. Kelaparan anak babi umur 1- 3 hari terjadi karena kurang memperoleh kolostrum induk yang merupakan sumber kehidupan awal, tanpa kolostrum anak babi pasti mati. Kekurangan ini bisa terjadi karena produksi kolostrum memang rendak atau karena anak babi tidak sanggup mencapai ambing induk sehingga tidak dapat kalostrum yang mengandung zat- zat makanan dan antibodi ( zat kebal ) yang diperlukan anak babi baru lahir.
(3). Faktor fisiologik;
Aspek fisiologik tubuh anak babi berpengaruh terhadap ketahanan hidup, cadangan energi dapat mempengaruhi ketahanan hidup. Anak babi yang baru lahir sangat sedikit cadangan energinya, yang hanya cukup selama 7- 8 jam dalam keadaan normal. Bila anak babi kedinginan, cadangan energi tersebut habis dalam 3- 4 jam. Kegiatan pemanasan mutlah diperlukan.
( 4 ). Kemacetan air susu induk.
Setelah anak babi melewati masa kritis pertama yaitu umur 1- 3 hari, maka akan berhadapan dengan masa kritis ke dua yaitu masa menyusu. Pada masa ini sangat tergantung dari kondisi induk dan kelembaban kandang. Hasil penelitian pendahuluan terhadap induk yang sedang menyusui dengan pola makan 6- 9 Kg per hari , dimandikan dengan teknik asal mandi atau sekedar mandi menunjukkan bahwa pada siang hari prekuensi napas sangat prekuen, yang diikuti napsu makan menurun sampai berhenti makan. Kedaan ini sering diakhiri oleh kematian. Kalau hal ini terjadi pada induk maka air susu akan berkurang. Disamping itu selama induk tidak dimandikan atau sekedar mandi maka volume air susu menurun drastis serta kalau diminum oleh anaknya sering terjadi mencret, yang akhirnya mati atau tumbuh lambat. Hal ini terjadi karena faktor anatomis babi yaitu ada perbedaan dengan ternak atau hewan lainnya, yang menyolok adalah perbandingan besar tubuh dengan besar jantung sangat tidak seimbang, yaitu jantung babi sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya, serta tidak memiliki pori –pori untuk mengeluarkan keringat ( Leman et.al, 1992 ).Selanjutnya dilaporkan bahwa pada kondisi panas tidak bisa mengeluarkan H2O melalui kulit, namun hanya melalui mulut dan hidung,. sehingga pada kondisi panas babi sering mengami kematian yang ditandai oleh pecahnya organ jantung. Dengan keadaan anatomis seperti itu, maka induk babi menyusui yang mengkonsumsi pakan 6-8 kg per hari mutlak dihindarkan dari pengaruh stres, dan selalu dijaga kebugaran tubuhnya. Kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh babi yang paling murah dan gampang adalah dengan memandikan induk babi minimal 2 kali sehari. Namun dari hasil pengamatan dilapangan tentang teknik yang diterapkan oleh peternak babi di Bali belum memperoleh hasil yang optimal, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian tentang teknik memandikan induk menyusui yang ideal, artinya mampu menekan kadar kostisol dan kadar lemak susu tetap normal.
(6.) Serangan Penyakit.
Kejadian yang tidak kalah penting pada anak babi berupa gejala mencret merupakan penyebab yang paling sering terjadi, tidak membedakan bobot badan lahir rendah ataupun tinggi. Hasil pengamatan dilapangan bahwa mencret air atau warna coklat pada anak babi baru lahir dapat mematikan semua anak seperindukan
Mengantisipasi permasalahan diatas maka para peternak perlu melakukan tindakan yang tepat dan bijaksana untuk mencegah kematian anak babi pra sapih.
III. KOLOSTRUM
Kolostrum kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar susu induk selama 2 – 3 hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum mengandung faktor – faktor yang penting bagi kesehatan dan pertumbuhan anak babi. Kandungan utamanya adalah faktor kekebalan tubuh ( immune Factor ) yang akan melindungi anak babi dari infeksi kuman – kuman patogen ( berbahaya ) dan faktor pertumbuhan ( Growth Factor ) yang akan mempersiapkan awal pertumbuhan yang pesat bagi anak babi, kandungan lainnya adalah laktoferin, hormon, vitamin, enzim, asam – asam amino dan nutrisi lain yang berguna bagi anak babi. Aktivitas biologis kolostrum telah banyak dilaporkan .Tom Gardiner ( 2001), telah melaporkan aktivitas biologis kolostrum sapi secara lengkap, baik aktivitas pertumbuhan maupun renpon imun.
Para ahli telah mengemukakan bahwa immune factor yang terkandung dalam kolostrum terdiri dari IgA, IgM, IgG dan IgE yang akan melindungi anak babi dari serangan infeksi bakteri, virus, fungi dan parasit. Bila tidak mendapatkan kolostrum maka anak babi tidak membiliki zat kebal tersebut sehingga sangat mudah terserang infeksi kuman.
Sedangkan Growth factor yang dimaksud terdiri dari Insulinlike Growth Factor yang bertanggung jawab dalam pengadaan energi, utamanya dalam penyimpanan energi yang terbentuk menjadi daging sehingga anak babi tumbuh lebih cepat ( Francis et al., 1988 ), Epithelial Growth Factor yang berperanan dalam menghambat sekresi asam lambung yang berlebihan dan memacu pertumbuhan epithil dan fibroblas jaringan tubuh sehingga pertumbuhan anak babi bisa lebih optimal ( Thomburg and Koldovasky, 1987 ). Telah dilaporkan bahwa kolostrum dapat mempercepat pertumbuhan villi-villi mukasa usus, memperbesar ukuran dan berat usus sehingga penyerapan nutrisi ( zat – zat makanan ) menigngkat sampai 50 % dari penyerapan normal pada hari pertama kelahiran dan meningkat sampai 100 % dari penyerapan normal bila diberikan sampai 10 hari setelah kelahiran, berat usus meningkat sampai 90 % lebih cepat dari pertumbuhan umumnya ( Xu et al.,1992 .sehingga anak babi bisa tumbuh secara alami dengan lebih cepat.
Kandungan vitamin dan hormon dalam kolstrum berperanan dalam memacu pertumbuhan tubuh anak babi secara alami.
Dari kajian teoritis tentang aktivitas kolostrum yang sangat komplek dan mutlak diperlukan oleh anak babi baru lahir untuk bisa hidup dan tumbuh secara optimal, maka permasalahan kurangnya kolostrum induk yang sering tidak diperhatikan oleh peternak, harus diatasi secara serius. Paling tidak ada 2 cara untuk mencegah / mengatasi kekurangan kolostrum induk yaitu :
(1 ). Memberikan pakan dengan gizi yang optimal kepada induk mulai umur kebuntingan 84 hari yang bertujuan untuk membentuk kantung – kantung susu yang maksimal, sehingga saat menyusui dapat menampung susu lebih banyak.
( 2 ) Memberikan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) terhadap serangan infeksi tertentu. Hal ini telah dicoba secara luas baik pada manusia maupun pada ternak. Shibata et.al., ( 2001 ) melaporkan bahwa pemberian kolostrum yang mengandung Ig-anti virus procine epidemic diarrhea ( PED ) konsentrasi tinggi efektif mencegah infeksi virus PED dan menurunkan kematian anak babi. Telah dilaporkan juga bahwa kolostrum sapi yang mengandung Ig-anti H.pylori dapat menghambat infeksi bakteri H. pylori pada mencit ( Casswall et,al., 2002) Telah dilaporkan bahwa kolostrum sapi juga mampu menurunkan kematian anak babi yang terinfekasi E.coli patogen ( Funatogawa et. al., 2002).
Pemberian kolostrum sapi ( Pig strum ) yang telah di lakukan pada beberapa peternak babi di Bali menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan berat badan 0,5 Kg lebih berat dari kontrol pada umur 12 hari. Adapun teknik pemberiannya adalah sebagai berikut : pada hari 1, 2 dan 3 setelah lahir semua anak babi dalam 1 induk diberi kolostrum sapi dosis 1 cc / ekor/ hari ( Ardana, 2003 ).
Dari kedua tindakan tersebut jelas kematian anak babi pra sapih dapat ditekan, sehingga peternak babi tidak lagi mengeluh dan keuntungan dapat dicapai. semoga.
RINGKASAN
Pertanyaan presenter 1 :
Kenapa anak babi yang baru lahir harus segera memperoleh air susu serta banyak anak babi mati karena keterlambatan air susu.
Jawab :
Sebelum sampai pada pertanyaan di atas, ada baiknya disampaikan konsep kehidupan anak babi. Bahwa anak babi yang lahir itu “ telanjang “ artinya tanpa faktor kekebalan dan faktor pertumbuhan dari induknya. Karena selama anak babi dalam kandungan, zat kebal dan zat tumbuh tidak diberikan oleh induknya ( beda dengan manusia ). Kalau manusia zat kebal yang dimiliki seorang ibu sudah diberikan ke anaknya saat masih dalam kandungan, yang ditransper lewat placenta, sehingga setelah lahir bisa bertahan hidup akibat serangan kuman yang ada didunia luar. Pada babi lapisan placenta sangat tebal sehingga zat kebal induk tidak dapat ditransper keanaknya. Tuhan menyuruh induk babi untuk memberikan zat kebal dan zat tumbuhnya lewat susu yang keluar hari 1 – 3 setelah melahirkan., Susu tersebut diberi nama “ kolostrum “. Jadi tanpa kolostrum anak babi pasti mati. Oleh karena itu anak babi baru lahir harus mendapat kolostrum.
Pertanyaan presenter 2 :
Mungkin bisa dijelaskan lebih rinci apa kandungan kolostrum sehingga begitu penting babi seekor anak babi, sampai – sampai tanpa kolostrum anak babi akan mati.
Jawab :
Kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar susu induk selama 2 – 3 hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum mengandung sumber kesehatan dan pertumbuhan anak babi.
Kandungan utamanya adalah :
(1 ).faktor kekebalan tubuh ( immune Factor yang terdiri dari IgA, IgM, IgG dan IgE yang akan melindungi anak babi dari serangan infeksi bakteri, virus, fungi dan parasit. Bila tidak mendapatkan kolostrum maka anak babi tidak memiliki zat kebal tersebut sehingga sangat mudah terserang infeksi kuman.
( 2 ).faktor pertumbuhan ( Growth Factor ) yang akan mempersiapkan awal pertumbuhan yang pesat bagi anak babiyang terdiri dari :
a. Insulinlike Growth Factor yang bertanggung jawab dalam pengadaan energi, utamanya dalam penyimpanan energi yang terbentuk menjadi daging sehingga anak babi tumbuh lebih cepat ( Francis et al., 1988 ),
b. Epithelial Growth Factor yang berperanan dalam menghambat sekresi asam lambung yang berlebihan dan memacu pertumbuhan epithil dan fibroblas jaringan tubuh sehingga pertumbuhan anak babi bisa lebih optimal ( Thomburg and Koldovasky, 1987 ). Telah dilaporkan bahwa kolostrum dapat mempercepat pertumbuhan villi-villi mukasa usus, memperbesar ukuran dan berat usus sehingga penyerapan nutrisi ( zat – zat makanan ) menigngkat sampai 50 % dari penyerapan normal pada hari pertama kelahiran dan meningkat sampai 100 % dari penyerapan normal bila diberikan sampai 10 hari setelah kelahiran, berat usus meningkat sampai 90 % lebih cepat dari pertumbuhan umumnya ( Xu et al.,1992 .sehingga anak babi bisa tumbuh secara alami dengan lebih cepat.
(3 ). laktoferin, hormon, vitamin, enzim, asam – asam amino dan nutrisi lain yang berguna bagi anak babi.
Aktivitas biologis kolostrum telah banyak dilaporkan .Tom Gardiner ( 2001), telah melaporkan aktivitas biologis kolostrum sapi secara lengkap, baik aktivitas pertumbuhan maupun renpon imun.
Pertanyaan presenter 3:
Oleh karena kolostrum begitu penting, bagaimana caranya agar anak yang baru lahir selalu dapat kolostrum yang cukup.
Jawab :
Kolostrum kurang atau tidak cukup pada anak babi sangat sering terjadi , untuk mengatasi paling tidak ada 2 cara untuk mencegah / mengatasi kekurangan kolostrum induk yaitu :
(1 ). Memberikan pakan dengan gizi yang optimal kepada induk mulai umur kebuntingan 84 hari yang bertujuan untuk membentuk kantung – kantung susu yang maksimal, sehingga saat menyusui dapat menampung susu lebih banyak.
( 2 ) Memberikan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) terhadap serangan infeksi tertentu. Hal ini telah dicoba secara luas baik pada manusia maupun pada ternak. Shibata et.al., ( 2001 ) melaporkan bahwa pemberian kolostrum yang mengandung Ig-anti virus procine epidemic diarrhea ( PED ) konsentrasi tinggi efektif mencegah infeksi virus PED dan menurunkan kematian anak babi. Telah dilaporkan juga bahwa kolostrum sapi yang mengandung Ig-anti H.pylori dapat menghambat infeksi bakteri H. pylori pada mencit ( Casswall et,al., 2002) Telah dilaporkan bahwa kolostrum sapi juga mampu menurunkan kematian anak babi yang terinfekasi E.coli patogen ( Funatogawa et. al., 2002).
Hasil penelitian saya tentang pemberian kolostrum sapi ( Pig strum ) yang telah di lakukan pada beberapa peternak babi di Bali menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan berat badan 0,5 Kg lebih berat dari kontrol pada umur 12 hari. Adapun teknik pemberiannya adalah sebagai berikut : pada hari 1, 2 dan 3 setelah lahir semua anak babi dalam 1 induk diberi kolostrum sapi dosis 1 cc / ekor/ hari ( Ardana, 2003 ).
Dari kedua tindakan tersebut jelas kematian anak babi pra sapih dapat ditekan, sehingga
peternak babi tidak lagi mengeluh dan keuntungan dapat dicapai. semoga.
Pertanyaan presenter 4:
Setelah hari ke 4 pasca melahirkan akan terus dikeluarkan susu. Bagaimana manajemen induk saat menyusui, khususnya pada pemberian pakan berkuwalitas ( 6- 9 Kg ) per hari agar produksi selalu cukup untuk anaknya ( lebih kurang 15 liter / hari ).
Jawab :
Principnya buat induk babi selalu bugar. Caranya dengan memandikan Hasil penelitian pendahuluan terhadap induk yang sedang menyusui dengan pola makan 6- 9 Kg per hari , dimandikan dengan teknik asal mandi atau sekedar mandi menunjukkan bahwa pada siang hari prekuensi napas sangat prekuen, yang diikuti napsu makan menurun sampai berhenti makan. Kedaan ini sering diakhiri oleh kematian. Kalau hal ini terjadi pada induk maka air susu akan berkurang. Disamping itu selama induk tidak dimandikan atau sekedar mandi maka volume air susu menurun drastis serta kalau diminum oleh anaknya sering terjadi mencret, yang akhirnya mati atau tumbuh lambat. Hal ini terjadi karena faktor anatomis babi yaitu ada perbedaan dengan ternak atau hewan lainnya, yang menyolok adalah perbandingan besar tubuh dengan besar jantung sangat tidak seimbang, yaitu jantung babi sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya, serta tidak memiliki pori – pori untuk mengeluarkan keringat ( Leman et.al, 1992 ).Selanjutnya dilaporkan bahwa pada kondisi panas tidak bisa mengeluarkan H2O melalui kulit, namun hanya melalui mulut dan hidung,. sehingga pada kondisi panas babi sering mengami kematian yang ditandai oleh pecahnya organ jantung. Dengan keadaan anatomis seperti itu, maka induk babi menyusui yang mengkonsumsi paka 6-9 kg per hari mutlak dihindarkan dari pengaruh stres, dan selalu dijaga kebugaran tubuhnya. Kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh babi yang paling murah dan gampang adalah dengan memandikan induk babi minimal 2 kali sehari. Namun dari hasil pengamatan dilapangan tentang teknik yang diterapkan oleh peternak babi di Bali belum memperoleh hasil yang optimal, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian tentang teknik memandikan induk menyusui yang ideal, artinya mampu menekan kadar kostisol dan kadar lemak susu tetap normal.
sumber : http://galuhfarma.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar