Minggu, 04 Desember 2011

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI PERUSAHAAN PETERNAKAN

DAPATKAN BUKU PETERNAKAN :

KLIK GAMBAR UNTUK PEMESANAN atau VIA SMS 0852.57090.372




Pasang surut usaha peternakan ternyata tidak sepenuhnya bergantung pada kondisi pasar. Keberhasilannya juga ditentukan oleh peran pemimpin yang bernaung di dalamnya. Langkah apa yang harus diambil oleh manajer farm ketika terjadi outbreak? Sudahkah diterapkannya biosecurity secara disiplin di farm? Atau bagaimana menumbuhkan sikap disiplin pada para operator dan karyawan kandang? Itu semua membutuhkan keterlibatan sosok seorang pemimpin di peternakan.

Topik kali ini sengaja dipilih untuk merenungkan kembali makna kepemimpinan yang sejati sebagai bekal untuk memimpin suatu organisasi, lembaga maupun usaha, dalam hal ini contohnya usaha peternakan (farm). Kepemimpinan sering diartikan dengan jabatan formal dan kekuasaan, yang justru menuntut untuk mendapatkan fasilitas pelayanan dari mereka yang seharusnya dilayani. Padahal dalam kenyataannya seharusnya tidaklah demikian. Hal tersebut justru akan memacu timbulnya krisis kepemimpinan. Sebaliknya, seorang pemimpin harus sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang efektif mau melayani.

Pengelolaan sebuah peternakan (farm) memerlukan kepemimpinan yang baik. Sebagai sebuah organisasi yang memiliki tujuan, keberhasilan sebuah farm ditentukan oleh beberapa orang dengan peranannya masing-masing. Faktor manusia menduduki peringkat pertama dalam proses pencapaian keberhasilan suatu organisasi dan pemberdayaan manusia pun ditentukan oleh sifat kepemimpinan pemilik dan manajer farm.




Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pemilik farm biasanya selalu diwariskan kepada manajer farm dan keseluruhan anggota organisasi tersebut. Artinya sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh pemilik farm akan memberikan pengaruh yang kuat pada pembentukan sifat kepemimpinan manajer farm, misalnya pemilik farm yang memimpin dengan kedisiplinan kerja, akan mempengaruhi kinerja manajer farm dan pada akhirnya akan ditularkan pula pada operator kandang. Dalam hal ini, budaya kerja di farm ditentukan oleh sikap pemilik farm dalam pengelolaan farm karena dia akan menjadi teladan bagi manajer farm dan karyawan kandang lainnya.

Pemilik farm memberikan kepercayaan kepada manajer farm untuk dapat mengelola farm dengan aset-aset yang di investasikannya dengan tujuan dapat memberikan keuntungan maksimal. Tugas manajer farm adalah memastikan segala usaha pengelolaan farm berjalan dengan baik melalui pengaturan dan pengelolaan aset-aset farm, termasuk karyawan kandang. Dalam hal ini manajer farm mengelola alur 4P (people, product, process, productivity) untuk pencapaian hasil yang maksimal.

Sebuah buku yang menarik tentang kepemimpinan ditulis oleh Ken Blanchard (Dr. Kenneth Blanchard), berjudul Leadership by the Book. Buku ini mengisahkan tentang 3 aspek kepemimpinan yaitu karakter kepemimpinan, metode kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan. Aspek-aspek tersebut dapat membentuk kepemimpinan yang efektif dan berhubungan langsung dalam pengelolaan alur 4P seperti yang telah dijelaskan di atas.


•  Karakter Kepemimpinan
Menurut Ken Blanchard, ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yaitu memiliki tujuan utama melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tetapi justru untuk kepentingan umum yang dipimpinnya.
Pemimpin juga memiliki perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Perhatian itu terwujud dalam bentuk kepedulian dan mau mendengar setiap kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Contohnya manajer farm berusaha memenuhi kebutuhan pemilik farm dengan cara memperoleh laba setinggi-tingginya dari hasil penjualan hasil ternak (daging ayam dan telur) tapi tidak dengan cara memeras tenaga karyawan kandang secara paksa, melainkan ikut terjun langsung membantu karyawan dalam kegiatan operasional kandang. Pemilik farm juga memberikan fasilitas bagi karyawan yang tinggal di kandang, memperhatikan kesehatan karyawan dan rela membagi keterampilan yang dimiliki kepada karyawan.

Ciri seorang pemimpin salah satunya adalah akuntabilitas. Istilah akuntabilitas berati penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya.

Pemimpin juga harus mampu mengendalikan ego. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi begitu berat. Seorang pemimpin selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi. Misalnya saat terjadi kasus kematian tinggi pada ayam secara tiba-tiba, manajer farm tidak boleh serta merta menyalahkan karyawan, melainkan menghadapi dengan tenang dan segera mengambil keputusan dan tindakan karena kasus tersebut juga menjadi tanggung jawabnya.


•  Metode Kepemimpinan
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki karakter semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek yang pertama, yaitu berkarakter seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :


1) Mempunyai visi yang jelas
Visi (target) ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali.
Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk menerapkan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Contohnya adalah sebuah farm yang memiliki visi “Menjadi Farm yang Terdepan di Bandung dalam Menghasilkan Produk Daging Berkualitas Tahun 2015”. Untuk mewujudkan visi tersebut, manajer farm beserta karyawan mulai menyusun dan melakukan serangkaian kegiatan manajemen pemeliharaan terpadu meliputi desinfeksi kandang dan peralatan secara teratur, pemberian ransum yang berkualitas dan pelaksanaan program kesehatan tepat waktu.
Untuk menghasilkan produk ternak (seperti daging) yang berkualitas, membutuhkan program pemeliharaan yang baik dan terkontrol. Manajer farm sangat berperan dalam memberikan dukungan komunikasi yang efektif dengan pemilik dan karyawan farm. Komunikasi ini terkait dengan manajemen pemeliharaan ternak dan penerapan biosekuriti yang terpadu. Biosekuriti yang dijalankan dengan ketat dan terkontrol di farm akan meminimalkan kerugian akibat ternak yang sakit sehingga terjadi peningkatan performan produksi. Produk ternak yang berkualitas adalah produk ternak yang hygienis, sehat dan memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Jika produk yang dihasilkan sudah berkualitas, artinya visi sudah tercapai.


Pemimpin mampu memenuhi tugas kepemimpinannya serta kebutuhan pribadi dan karyawan yang dipimpinnya
2) Responsif
Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian terhadap mereka yang dipimpinnya. Selain itu, selalu aktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Kepemimpinan pemilik farm sangat menentukan kinerja karyawan farm. Manajer farm yang baik memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan diri karyawan kandang dan tim kerja yang solid, contohnya mau memberikan pujian atas kerja karyawan kandang yang baik dan memberikan peringatan pada kelalaian/kesalahan dengan cara-cara yang baik pula.
Operator kandang akan mampu bekerja baik di bawah kepemimpinan manajer farm yang baik. Dalam hal ini perlu adanya penumbuhan motivasi dan pengurangan tingkat stres bagi para karyawan farm. Tidak kalah pentingnya adalah sistem pemberian reward (imbalan/ balas jasa) atau bonus atas performan ternak yang menjadi tanggung jawabnya. Performan kerja operator kandang ditentukan dari kualitas produk hasil ternak yang berhasil dipanen. Contohnya ketika laba hasil panen ayam meningkat maka berikanlah bonus atas kerja keras karyawan kandang.


3) Seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach)
Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mendorong anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target/sasaran, rencana kebutuhan sumber daya dsb). Misalnya melakukan kegiatan monitoring dan mengevaluasi kinerja dari operator kandang saat desinfeksi kandang.
Manajer farm harus mampu membangun budaya efisien dalam proses pencapaian performan ternak yang maksimal dan menjadi contoh/teladan bagi anak buahnya. Contohnya adalah dengan menerapkan kedisplinan operator kandang. Kapan karyawan memberi ransum, air minum, desinfeksi kandang, mencuci tempat ransum dan minum harus selalu dikontrol untuk menegaskan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam pemeliharaan ternak akan meningkatkan IP (performance index) dan menurunkan biaya pemeliharaan.
Peran administratif dari manajer farm juga diperlukan. Misalnya manajer farm membuat sistem recording (pencatatan). Pencatatan yang terkontrol dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat misalnya dalam hal pencegahan kerugian yang lebih besar. Proses pemeliharaan ternak ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan produktivitas yang unggul dari keseluruhan orang-orang yang terlibat di dalamnya.


•  Perilaku Kepemimpinan
Pemimpin sejati bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin, yaitu : memiliki perilaku yang tidak bertentangan dengan agama seperti taat beribadah, berperilaku jujur, dapat dipercaya, tenggang rasa, rendah hati, tidak sombong dll. Artinya dia senantiasa menjaga hubungan baik secara horizontal (sesama manusia) dan secara vertikal (menjaga hubungan baik dengan Tuhan). Pemimpin sejati senatiasa mau belajar dan tumbuh dalam berbagai aspek, baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi dan sebagainya.


Pentingnya EQ (Emosional Quotient) dalam Kepemimpinan Efektif


Apa itu kecerdasan emosi? Apakah dalam dunia kerja emosi perlu dibawa? Dari zaman dulu sampai sekarang faktor emosi memang menjadi bagian dari manusia yang sangat besar yang dapat menentukan kemana langkah seseorang. Istilahnya IQ (Intellegence Quotient/kecerdasan intelektual) memang diperlukan, tapi IQ bukan satu-satunya perkara yang bisa menjamin kesuksesan.
Seorang pemimpin yang menggunakan pendekatan kecerdasan emosi (EQ) akan menghasilkan kinerja jauh lebih baik ketimbang pemimpin yang hanya menggunakan pendekatan IQ. Coba bedakan, pemimpin yang menggunakan kecerdasan emosi, pola pikirnya dimulai dari melihat karyawan sebagai aset dan bagian yang penting untuk masa depan perusahaan. Apabila karyawan bebas dari masalah, selalu termotivasi, diperhatikan kebutuhan dasarnya maka mereka dengan sendirinya akan maksimal dalam bekerja.
Keuntungan atau laba usaha pada dasarnya hanya merupakan akibat dari karyawan yang memiliki semangat tinggi, tidak ada masalah pribadi yang dibawa ke kantor dan mereka terus belajar untuk melihat peluang besar di depan matanya. Jadi, kalau mau untung, kalau mau sukses, peliharalah orang-orang di dalam terlebih dahulu.
Sejauh mana pemimpin memperhatikan karyawan? Karyawan juga manusia yang memiliki masalah, keluh kesah, dan permasalahan hidup sehari-hari. Ketika pemimpin tidak mau tahu terhadap persoalan karyawannya, jangan menyesal jika terjadi turn over (keluar masuk karyawan) cukup tinggi di perusahaan tersebut. Pemimpin harus mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi yang tepat. Kadang bersikap sebagai seorang manajer, kadang bersikap sebagai seorang bapak kepada anaknya, kadang bersikap sebagai teman atau sahabat, kadang bersikap sebagai konsultan, kadang pula bisa bersikap sebagai juru therapis yang mengobati pasiennya. 

 
Pemimpin harus mampu mengelola emosi karyawannya. Satu waktu berikan pujian bila karyawan melakukan prestasi. Jangan sampai terjadi, ketika karyawan melakukan kesalahan didamprat habis-habisan, namun ketika berprestasi malahan tidak disapa sedikitpun.
Dalam suatu farm, manajemen yang didasarkan pada rasa takut terhadap pemilik dan manajer farm tidak akan memberikan performan yang baik. Operator kandang yang setiap hari mengurus ternak, tidak akan dapat bekerja secara maksimal pada kondisi yang tidak kondusif seperti adanya rasa takut yang berlebihan pada pemilik atau manajer farm. Sikap yang harus dibangun bukanlah rasa takut, melainkan rasa penghargaan dan saling menghormati antara pimpinan farm dan karyawan. Seorang manajer farm perlu meninjau ulang cara kepemimpinan dan menganalisis hasil kerja farm. Jika hasilnya tidak maksimal maka segera lakukan perbaikan cara kepemimpinan.


Sikap kepemimpin dalam organisasi
Ken Blanchard dalam Self Leadership membagi sikap seorang pemimpin ke dalam 4 posisi kategori ketika melihat karyawan dan situasi yang berbeda-beda. Kategori tersebut antara lain :
1. Kondisi emergency (darurat)
Pemimpin harus mengarahkan dan memerintah. Misalnya saat terjadi kasus outbreak AI mendadak, tingkat mortalitas sangat tinggi. Dalam keadaan tersebut seorang manajer peternakan yang bersangkutan harus bisa secepatnya mencari solusi dan benar-benar memberikan instruksi secara jelas, tegas bahkan cenderung otoriter kepada operator atau karyawan kandang. Dan sebaliknya karyawan pun harus mengerti kondisi mengapa sang manajer bersikap demikian.


2. Melatih
Latihan diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan (skill) sedang dan komitmen yang rendah, sehingga dalam kurun waktu tertentu karyawan tersebut memiliki pengetahuan dan komitmen yang meningkat. Latihan/training yang diikuti bisa training yang bersifat hardskill maupun softskill. Contoh yang bisa dilakukan oleh pemilik peternakan ialah mengirim karyawannya untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh Medion.


3. Mendukung
Ini diberlakukan kepada karyawan yang memiliki kemampuan tinggi tapi komitmen tidak menentu. Dalam beberapa kasus pemimpin banyak melakukan proses latihan dan mendukung, sehingga karyawan mendapatkan pengetahuan baru dan langsung dicoba. Contohnya manajer peternakan memberikan latihan langsung kepada operator kandang mengenai cara desinfeksi kandang. Latihan akan langsung diaplikasikan dan secara tidak langsung hal tersebut sekaligus memberikan motivasi secara moril untuk menumbuhkan semangat dan komitmen yang tinggi kepada para operator kandang.




Diklat Medion


4. Menugaskan atau mendelegesikan kerja
Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi pula. Karyawan jenis ini sudah memiliki kesadaran sendiri sekaligus kemampuan untuk mengemban tanggung jawab secara penuh. Contohnya ialah pemilik peternakan memberi kepercayaan kepada salah satu karyawannya untuk menjadi manajer kandang karena dinilai telah memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengawasi areal peternakan beserta semua tindakan manajemen yang harus diambil untuk memelihara peternakan tersebut.


Perlu diingat pula bahwa setiap masing-masing dari diri kita adalah pemimpin, hanya lingkupnya saja yang berbeda. Jadi cara menjadi seorang sosok pemimpin yang ideal harus diaplikasikan oleh diri kita masing-masing. Kita harus menyadari bahwa kita juga memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan atau organisasi ke depan.
Memang sulit menumbuhkan 3 aspek kepemimpinan pada keseharian seorang pemimpin. Adakalanya seorang pemimpin merasa bahwa apa yang telah dia lakukan sudah memcerminkan sosok seorang pemimpin yang ideal, namun tidaklah demikian. Terkadang penilaian terhadap seorang pemimpin haruslah melibatkan seluruh karyawan yang bernaung di perusahaan/organisasi yang dia pimpin.

Kepemimpinan yang efektif juga didukung oleh adanya komunikasi. Terciptanya komunikasi yang baik antara semua stakeholder yang bersangkutan akan memberikan keberhasilan dalam memimpin. Keterlibatan dari semua pihak dalam sebuah perusahaan mulai dari pekerja dengan jabatan paling bawah sampai pimpinan tertinggi sangat menentukan tercapainya keberhasilan perusahaan. Demikian pula dalam suatu peternakan. Hubungan baik mulai dari pemilik, manajer, operator kandang dan seluruh karyawan merupakan awal terciptanya suatu kepemimpinan efektif. 

 
Pemimpin-pemimpin besar hampir memiliki watak yang sama, tapi apabila disederhanakan beberapa ciri pemimpin besar adalah : memiliki kecerdasan emosi, memiliki integritas, selalu belajar menambah ilmu pengetahuan, memiliki pola komunikasi interpersonal yang luwes, rendah hati, memiliki visi jauh ke depan, memiliki prinsip yang kuat dan teguh, mampu mempengaruhi orang lain, menerima kritikan dan masukan dari siapa pun dan selalu mendidik anak buahnya agar tumbuh menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jadi segera bangun kepemimpinan efektif di peternakan Anda. Salam.
Sumber : Info Medion




GUNAKAN SEARCH ENGINE INI UNTUK MENEMUKAN ARTIKEL ANDA :

Loading
Logitech Keyboards

Tidak ada komentar:

Posting Komentar