Tweet
GUNAKAN SEARCH ENGINE INI UNTUK MENEMUKAN ARTIKEL ANDA :
Ampas yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan ternyata sangat potensial sebagai pakan alternatif. Beberapa diantaranya ampas minyak sawit, kecap, tahu, tempe, onggok, molasses dan orgami. Bahkan juga siput air tawar dan keong mas. Jangan terpukau dengan pakan impor.
DAPATKAN BUKU-BUKU PETERNAKAN
PESAN ONLINE KIRIM KE SELURUH INDONESIA
UNTUK PEMESANAN KLIK GAMBAR ATAU
VIA SMS 0852.57090.372
Jangan gelisah dengan meningkatnya impor bahan pakan seperti jagung dan bungkil kedelai. Indonesia memiliki bahan pangan lokal yang dapat cukup untuk menggantikannya.
Yang paling gampang dan sudah banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah ampas yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas tahu, ampas kecap, CPO, dll. Penggunaannya sebagai bahan pakan dapat dicampurkan dengan bahan tambahan pakan lainnya atau dapat diberikan secara langsung pada ikan/ternak antara lain
Ampas Minyak
Sawit Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstraksi biji sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/ pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang memanfaatkan hasil ikutan ini sebagai pakan ternak (sapi). Penggunaan minyak sawit (CPO) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan siap, sedangkan ampas minyak sawit dapat dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya. Sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjadi tepung dengan nilai gizi yang terkandung di dalamnya protein 16,09%; lemak 5,39% dan abu 8,59%.
Sawit Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstraksi biji sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/ pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang memanfaatkan hasil ikutan ini sebagai pakan ternak (sapi). Penggunaan minyak sawit (CPO) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan siap, sedangkan ampas minyak sawit dapat dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya. Sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjadi tepung dengan nilai gizi yang terkandung di dalamnya protein 16,09%; lemak 5,39% dan abu 8,59%.
Ampas Kecap
Ampas kecap merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas kecap harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahuhr dikeringkan dalam oven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;Iemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%.
Ampas kecap merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas kecap harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahuhr dikeringkan dalam oven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;Iemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%.
Onggok
Onggok yang berasal dari ubi kayu merupakan hasil ikutan padat dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong (ubi kayu) yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%;air 20,31 % dan abu 4,4%.
Onggok yang berasal dari ubi kayu merupakan hasil ikutan padat dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong (ubi kayu) yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%;air 20,31 % dan abu 4,4%.
Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas tahu dapat langsung diberikan pada ikan/ ternak dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%.
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas tahu dapat langsung diberikan pada ikan/ ternak dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%.
Ampas Tempe
Hasil ikutan pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah cair berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan/ternak.
Hasil ikutan pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah cair berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan/ternak.
Molases.
Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan gula yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan gizinya cukup baik.
Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan gula yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan gizinya cukup baik.
Orgami
Orgami merupakan hasil buangan pengolahan penyedap rasa. Setelah melalui proses penyaringan raw sugar (tetes tebu) dan molases sebagai bahan baku, dihasilkan gypsum. Selanjutnya melalui tahap koagulasi (penggumpalan) dihasilkan orgami sebagai hasil ikutan cair dan dielet humus sebagai hasil ikutan padatnya. Nilai gizi orgami adalah protein 5,28%; lemak 3,41%; air 68,29% dan abu 4,77%.
Selain bahan lokal yang berasal dari nabati juga dapat memanfaatkan bahan lokal dari hewani yaitu siput air tawar dan keong emas yang sering dijumpai pada areal persawahan dan kolam ikan.
Orgami merupakan hasil buangan pengolahan penyedap rasa. Setelah melalui proses penyaringan raw sugar (tetes tebu) dan molases sebagai bahan baku, dihasilkan gypsum. Selanjutnya melalui tahap koagulasi (penggumpalan) dihasilkan orgami sebagai hasil ikutan cair dan dielet humus sebagai hasil ikutan padatnya. Nilai gizi orgami adalah protein 5,28%; lemak 3,41%; air 68,29% dan abu 4,77%.
Selain bahan lokal yang berasal dari nabati juga dapat memanfaatkan bahan lokal dari hewani yaitu siput air tawar dan keong emas yang sering dijumpai pada areal persawahan dan kolam ikan.
Siput air Tawar
Dari hasil penelitian bahwa pemberian dedak padi ditambah siput air tawar (Lymneae Auricularis) dengan perbandingan I : 2 dapat meningkatkan kualitas telur itik seperti nilai nutrisi telur, bobot telur dan warna kuning telur yang lebih baik.
Dari hasil penelitian bahwa pemberian dedak padi ditambah siput air tawar (Lymneae Auricularis) dengan perbandingan I : 2 dapat meningkatkan kualitas telur itik seperti nilai nutrisi telur, bobot telur dan warna kuning telur yang lebih baik.
Keong Mas
Pemberian keong mas yang direbus pada ayam buras yang di berikan selama 13 minggu dapat menaikkan pertambahan bobot badan lebih baik dan penghematan biaya sebesar Rp. 764 - 927 perekor.
Pemberian keong mas yang direbus pada ayam buras yang di berikan selama 13 minggu dapat menaikkan pertambahan bobot badan lebih baik dan penghematan biaya sebesar Rp. 764 - 927 perekor.
Minuman Kesehatan Unggas
Seperti manusia yang memerlukan minuman kesehatan dari bahan-bahan herbal maka unggas-pun memerlukan minuman kesehatan. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : kencur, temu kunci, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, bengkuang, daun sirih, sereh, belimbing wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitam, masing¬masing sebanyak 0,25 kg.
Proses pembuatannya sebagai berikut Bahan-bahan dicuci sampai bersih; Diiris tipis¬tipis, lalu digiling; Hasil gilingan dimasukkan ke dalam jerigen ukuran 20 liter dan ditambahkan dengan I liter molasse dan I liter EM-4; Tambahkan air bersih sampai penuh. Kocok sampai merata. Tutup rapat jerigen untuk proses permentasi secara anaerob dan biarkan berlangsung selama 2 minggu, namun selama proses permentasi berlangsung sebaiknya gas dibuang dengan membuka tutup jerigen dan menutup kembali dengan rapat setelah 2 minggu, hasil permentasi disaring dan disimpan secara anaerob ditempat sejuk sehingga sewaktu bisa digunakan
Untuk minuman kesehatan maka diminumkan pada ayam dengan dosis unt I liter air minum ditambahkan 2,5 ml bal ramuan.. Ramuan ini akan bermanfaat bal peningkatan kerja organ pencernaan dan meningkatkan nafsu makan ayam.
Seperti manusia yang memerlukan minuman kesehatan dari bahan-bahan herbal maka unggas-pun memerlukan minuman kesehatan. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : kencur, temu kunci, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih, bengkuang, daun sirih, sereh, belimbing wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitam, masing¬masing sebanyak 0,25 kg.
Proses pembuatannya sebagai berikut Bahan-bahan dicuci sampai bersih; Diiris tipis¬tipis, lalu digiling; Hasil gilingan dimasukkan ke dalam jerigen ukuran 20 liter dan ditambahkan dengan I liter molasse dan I liter EM-4; Tambahkan air bersih sampai penuh. Kocok sampai merata. Tutup rapat jerigen untuk proses permentasi secara anaerob dan biarkan berlangsung selama 2 minggu, namun selama proses permentasi berlangsung sebaiknya gas dibuang dengan membuka tutup jerigen dan menutup kembali dengan rapat setelah 2 minggu, hasil permentasi disaring dan disimpan secara anaerob ditempat sejuk sehingga sewaktu bisa digunakan
Untuk minuman kesehatan maka diminumkan pada ayam dengan dosis unt I liter air minum ditambahkan 2,5 ml bal ramuan.. Ramuan ini akan bermanfaat bal peningkatan kerja organ pencernaan dan meningkatkan nafsu makan ayam.
Masih Banyak Peluang untuk Pakan
Indonesia masih memiliki bahan pakar lokal yang belum lazim dimanfaatkan, diantaranya adalah lumpur sawit yang merupakan hasil ikutan pengolahan miny, sawit, bungkil kopra, bungkil kelapa sawit, gaplek dan bekatul.
Indonesia masih memiliki bahan pakar lokal yang belum lazim dimanfaatkan, diantaranya adalah lumpur sawit yang merupakan hasil ikutan pengolahan miny, sawit, bungkil kopra, bungkil kelapa sawit, gaplek dan bekatul.
Lumpur sawit
Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa lumpur sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas. sapi, domba, babi. Lumpur sawit mengandung serat kasar yang tinggi dan kecernaan gizi yang rendah sehingga penggunaannya untuk pakan unggas sang terbatas. Salah satu usaha yang dilakukan Balai Penelitian Ternak dalam rangka pemanfaatan baban ini adalah melakukan ferment,asi untuk meningkatkan nilai gizin) serta menurunkan kadar serat lumpur sav Pengujian biologis menunjukkan bahwa produk fermentasi lumpur sawit dapat digunakan hingga 10% di dalam ransum ayam broiler dan ayam kampung, tetapi di dalam ransum itik sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%.
Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa lumpur sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas. sapi, domba, babi. Lumpur sawit mengandung serat kasar yang tinggi dan kecernaan gizi yang rendah sehingga penggunaannya untuk pakan unggas sang terbatas. Salah satu usaha yang dilakukan Balai Penelitian Ternak dalam rangka pemanfaatan baban ini adalah melakukan ferment,asi untuk meningkatkan nilai gizin) serta menurunkan kadar serat lumpur sav Pengujian biologis menunjukkan bahwa produk fermentasi lumpur sawit dapat digunakan hingga 10% di dalam ransum ayam broiler dan ayam kampung, tetapi di dalam ransum itik sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%.
Bungkil Kopra
Bungkil kopra merupakan hasil ikutan proses ekstraksi minyak kelapa.Tetapi penggunaan bungki kopra dalam pakan unggas menghadapi kendala seperti: kadar asam amino esensi rendah, kerusakan protein akibat suhu tii dan tingginya kadar serat kasar. Akibatny bungkil kopra tingkat penggunaannya ha sebatas pada level tidak lebih dari 10 %. atas level itu besar kemungkinan akan berpengaruh buruk terhadap tingkat konsumsi makan, laju pertumbuhan dan produksi telur.
Bungkil kopra merupakan hasil ikutan proses ekstraksi minyak kelapa.Tetapi penggunaan bungki kopra dalam pakan unggas menghadapi kendala seperti: kadar asam amino esensi rendah, kerusakan protein akibat suhu tii dan tingginya kadar serat kasar. Akibatny bungkil kopra tingkat penggunaannya ha sebatas pada level tidak lebih dari 10 %. atas level itu besar kemungkinan akan berpengaruh buruk terhadap tingkat konsumsi makan, laju pertumbuhan dan produksi telur.
Peranan Penyuluh Pertanian
Para penyuluh pertanian perlu mendorong peternak untuk menggunaka bahan baku dari dalam negeri sehingga ketergantungan kepada pakan impor semakin berkurang.
Antara lain dengan terlibat dalam program pemerintah yang akan memberi advokasi dan edukasi pembuatan formula pakan berbasis sumberdaya lokal, dan mengembangkan bahan pakan lokal yang prospektif dikembangkan sebagai alternat diantaranya hasil ikutan pengolahan min; sawit dan ubi kayu (singkong) dan hasil ikutan perkebunan lainnya.
Pemerintah sendiri sedang berusaha meningkatkan penggunaan bahan baku k Oleh karena itu Ditjen Peternakan telah memberikan bantuan mini feedmill (pabri pengolahan pakan mini) untuk kelompok peternak di 14 lokasi pada tahun 2007, dan 38 lokasi pada tahun 2008. Sad Hutomo Pribadi Penyuluh Madya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Sumber : Hasil penel dan tulisan dari Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian dan berbagai tulisan di website.badan litbang.
Para penyuluh pertanian perlu mendorong peternak untuk menggunaka bahan baku dari dalam negeri sehingga ketergantungan kepada pakan impor semakin berkurang.
Antara lain dengan terlibat dalam program pemerintah yang akan memberi advokasi dan edukasi pembuatan formula pakan berbasis sumberdaya lokal, dan mengembangkan bahan pakan lokal yang prospektif dikembangkan sebagai alternat diantaranya hasil ikutan pengolahan min; sawit dan ubi kayu (singkong) dan hasil ikutan perkebunan lainnya.
Pemerintah sendiri sedang berusaha meningkatkan penggunaan bahan baku k Oleh karena itu Ditjen Peternakan telah memberikan bantuan mini feedmill (pabri pengolahan pakan mini) untuk kelompok peternak di 14 lokasi pada tahun 2007, dan 38 lokasi pada tahun 2008. Sad Hutomo Pribadi Penyuluh Madya Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Sumber : Hasil penel dan tulisan dari Balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian dan berbagai tulisan di website.badan litbang.
Sumber : Sinar Tani Edisi 9-15 Juli 2008
Loading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar