Sabtu, 30 Juni 2012

Nutrend International : Herbafarm Ternak Produksi PT. SidoMuncul

  • Herbafarm Ternak adalah suatu formula yang mengandung nutrisi/suplemen untuk pertumbuhan serta meningkatkan sistem imun pada hewan ternak dengan komposisi mengandung probiotik, nutrisi organik, serta essential material yang diperlukan bagi perkembangan ternak.

  • Herbafarm Ternak diformulasi khusus dari bahan-bahan herbal yang dapat diaplikasikan untuk sebagian besar jenis ternak, antara lain, ayam, bebek, kelinci, kambing, domba, kerbau, sapi, kuda dll.



Kandungan Nutrisi Herbafarm Ternak


  • Mineral Seimbang : Mineral makro terdiri dari Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro terdiri dari I, Co, Mn, Cu, Zn, F dan Fe. Untuk meningkatkan metabolisme tubuh, daya tahan, dan untuk meningkatkan penyerapan protein.

  • Asam-asam Amino (Protein) : Glysin, Arginin, Threonin, Alanin, Prolin, Tyrosin, Methionin, Isoleusin, Leusine, Serin, Fenilalanin, Lisin. Sebagai makanan bergizi (protein) bagi ternak serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak.

Kandungan Mikroba Probiaotik Herbafarm Ternak

  • Lactobacillus sp. merupakan jenis bakteri probiotik. Berhubungan dengan kemampuannya untuk menghambat bakteri patogen melalui sekresi senyawa antibakteri seperti asam laktat, peroksida dan bakteriosin.

  • Aspergillus sp. merupakan jenis fungi yang menghasilkan enzim selulase mencerna pakan berserat sehingga menjadi komponen yang lebih sederhana.

  • Saccharomyces cereviceae merupakan khamir yang tergolong eurokariot yang berbentuk seperti bulatan lonjong bersifat probiotik. Jenis mikroba ini mempunyai beberapa enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan zimase. Pada sapi mikroba ini meningkatkan produksi susu dan bobot badan.

  •  Azotobacter sp, species rizobakteri yang dikenal sebagai agen biologis pemiksasi dinitrogen diazotrof, yang menkonversi dinitrogen ke amonium melalui reduksi elektron dan protonasi gas dinitrogen.

  • Azospirillum sp, merupakan bakteri yang menghambat nitorogen nonsimbiotik dan menghasilkan hormon pertumbuhan serta mampu merombak bahan organik seperti karbohidrat, lemak dan protein.

Keunggulan Hebafarm Ternak

  1. Mempercepat pertumbuhan fisik hewan ternak

  2. Menambah nafsu makan

  3. Memacu enzim pencernaan

  4. Mengefisienkan pemberian pakan

  5. Mengandung mineral-mineral esensial

  6. Mempercepat usia potong hewan ternak

  7. Meningkatkan jumlah produksi telur khusus untuk hewan ternak petelur

  8. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan ternak



Aplikasi Herbafarm Ternak

  • Ternak besar : Kerbau, sapi, kuda : 5 – 10 ml Nutrend Herbafarm Ternak dilarutkan dalam 1 – 2 liter air minum ternak, diberikan untuk diminum setiap hari. Khusus hewan ternak yang menyusui, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air susunya pemberian Nutrend Herbafarm Ternak sebanyak 10 – 15 ml dilarutkan dalam 1 – 2 liter air minum ternak.

  • Ternak kecil : Kambing, kelinci : 2 – 4 ml Nutrend Herbafarm Ternak dilarutkan dalam 1 - 2 liter air minum ternak, diberikan untuk diminum setiap hari. Khusus hewan ternak yang menyusui, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air susunya pemberian Nutrend Herbafarm Ternak sebanyak 5 - 10 ml dilarutkan dalam 1 - 2 liter air minum ternak.

  • Ternak unggas : ayam, itik : 1- 2 ml Nutrend Herbafarm Ternak dilarutkan dalam 1 liter air minum ternak, untuk diminum  setiap hari.

Kesimpulan

  • Herbafarm Ternak dapat meningkatkan pertumbuhan bobot dan mempercepat masa panen ternak.

  • Herbafarm Ternak dapat meningkatkan konversi ransum pakan,   sehingga dapat menghemat biaya produksi.

  • Herbafarm Ternak mampu meningkatkan daya imunitas ayam broiler terhadap penyakit, sehingga tidak memerlukan tambahan vaksin atau hormon.

  • Herbafarm Ternak mampu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas daging hewan ternak sehingga dapat meningkatkan keuntungan finansial peternak.

copy from info nutrend intl

Kamis, 28 Juni 2012

Menghadapi Dilema Defisiensi Nutrisi pada Ayam Potong (Broiler)



DAPATKAN PRODUK OBAT-OBATAN AYAM BROILER DISINI





Unggas, terutama ayam memerlukan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Ransum dengan kandungan nutrisi sesuai kebutuhan menjadi faktor penting yang menentukan produktivitas ayam (pertumbuhan maupun produksi telur). Stamina dan kondisi kesehatan ayam pun akan optimal jika ayam memperoleh asupan nutrisi yang sesuai.
Secara umum, nutrisi yang diperlukan oleh ayam dibagi menjadi 2, yaitu nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak, serat) dan nutrisi mikro (mineral, vitamin maupun asam amino). Kebutuhan kedua nutrisi ini hendaknya dapat terpenuhi dari ransum yang kita berikan. Namun pada kenyataannya, seringkali kebutuhan nutrisi mikro terabaikan. Hal ini bisa saja disebabkan ketidaktahuan kita, karena kadarnya yang relatif kecil dan sulit untuk dideteksi. Atau karena proses penanganan dan penyimpanan ransum yang tidak sesuai sehingga dapat menyebabkan penurunanan kadar nutrisi mikro ini, terlebih lagi vitamin relatif tidak stabil (mudah terpengaruh oleh suhu, cahaya maupun oksigen).
Kondisi tersebut tentu saja akan memunculkan gab (celah) antara kebutuhan dengan nutrisi yang diberikan. Akibatnya ayam akan megalami gangguan produktivitas. Kondisi ini seringkali disebut dengan istilah defisiensi nutrisi. Secara umum kejadian defisiensi nutrisi ini bisa disebabkan jumlah nutrisi di dalam ransum kurang sehingga meskipun jumlah feed intake (konsumsi) ayam sudah sesuai, namun kebutuhan nutrisinya tetap belum terpenuhi atau sebaliknya, jumlah ransum yang dikonsumsi tidak sesuai (kurang), sehingga asupan nutrisi yang masuk juga tetap kekurangan.


Gejala Defisiensi Nutrisi
Secara garis besar, kasus defisiensi nutrisi terlihat dari beberapa gejala seperti pertumbuhan yang tidak optimal, ayam mudah terserang bibit penyakit, penurunan produksi telur atau penurunan daya tetas telur. Hanya melihat gejala, tidak akan spesifik (sulit dibedakan) seperti halnya infeksi penyakit. Meskipun demikian, jika pengamatan kita jeli dan komprehensif, tidak menutup kemungkinan akan ditemukan gejala khas adanya defisiensi nutrisi ini. Misalnya saja jika ditemukan broiler atau layer yang suka mematuk temannya sendiri (kanibalisme) dan lumpuh, maka bisa diindikasikan bahwa ayam kekurangan mineral.


•   Kanibalisme
Saat mengalami defisiensi mineral (Na, Cl), vitamin maupun asam amino, ayam biasanya akan menunjukkan perilaku mematuk bulu dan kepala. Sifat tersebut disebut dengan kanibalisme. Kanibalisme yang sudah parah ditandai dengan ditemukannya salah satu ayam yang berdarah karena dipatuk oleh ayam lain. Jika dibiarkan secara terus-menerus bisa menyebabkan kematian. Selain akibat defisiensi nutrisi, kanibalisme inipun bisa disebabkan karena stres akibat perubahan ransum, stres panas (heat stress), kekurangan pencahayaan dll. Kasus kanibalisme lebih sering muncul pada layer dibandingkan broiler.


•   Kelumpuhan, pincang dan kelainan bentuk kaki

Defisiensi nutrisi menjadi salah satu penyebab terhambatnya perkembangan kaki atau kaki menjadi abnormal. Defisiensi vitamin dan mineral, seperti vitamin E, vitamin B kompleks, mangan, zinc dan selenium bisa menyebabkan kaki seperti terpuntir/terbelit. Defisiensi protein atau asam amino juga dapat memicu timbulnya kelainan ini. Meskipun demikian, selain akibat defisiensi nutrisi, penyakit infeksius seperti CRD juga bisa menimbulkan kejadian seperti ini.


Defisiensi Makro dan Mikro Nutrisi
Kasus defisiensi nutrisi umumnya lebih beresiko terjadi pada layer dibandingkan pada broiler karena masa pemeliharaan layer yang lebih panjang dan sifat dari layer itu sendiri yang sangat peka terhadap kualitas serta kuantitas ransumnya. Nutrisi makro dan mikro yang umumnya terjadi defisiensi antara lain protein (asam amino), vitamin (A, B6, B12, D dan E) dan mineral (terutama trace mineral atau mikro mineral) (National Research Council, 1994).


•   Defisiensi Protein dan Asam Amino
Dalam usaha peternakan komersial, pemenuhan kebutuhan akan protein mengambil biaya terbesar dari total biaya ransum. Karena alasan inilah, pembatasan protein dalam ransum secara sembarangan akan berakibat sangat fatal. Kebutuhan protein harus mewakili kebutuhan semua asam amino esensial yang juga dibutuhkan oleh ayam. Beberapa bahan baku ransum memiliki satu atau dua kandungan asam amino yang rendah. Contohnya jagung dan dedak yang masih rendah kandungan lysine-nya atau bungkil kedelai yang rendah asam amino methionine. Jika kandungan protein dalam ransum tidak memenuhi kebutuhan protein ayam, maka pertumbuhan ayam akan lambat. Gejala defisiensi asam amino juga tidak terlihat spesifik, gejalanya hanya terlihat dari pertumbuhan lambat, konsumsi menurun atau penurunan produksi telur dan ukuran telur.
Untuk mengefisienkan biaya, defisiensi asam amino ini dapat diatasi dengan penggunaan suplemen yang mengandung asam amino (Top Mix). Namun kandungan protein ransum yang melebihi kebutuhan akan dirombak menghasilkan nitrogen sebagai cikal bakal diproduksinya asam urat untuk pembentukan amoniak.


•    Defisiensi Mineral
Mineral yang seringkali defisiensi pada ayam antara lain mineral kalsium (Ca), fosfor (P), mangan (Mn) dan zat besi (Fe) (www.merckvetmanual.com). Defisiensi mineral pada ayam dapat menimbulkan efek seperti pertumbuhan lambat, konsumsi ransum menurun, osteoporosis, sikap dan cara berjalan yang abnormal, kerabang telur tipis dan lembek, produksi telur menurun, pertumbuhan bulu kasar dll.
  • Kalsium (Ca) dan Fosfor (P)

Ayam menampakkan gejala kekurangan kalsium

(Sumber : www.poultrymed.com)
Defisiensi baik kalsium maupun fosfor pada ayam periode starter dan grower menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal meskipun ransum mengandung vitamin D yang cukup. Fosfor selain berfungsi dalam pembentukan kerangka tubuh (tulang), juga berfungsi menjaga keseimbangan asam basa, pertumbuhan dan katalis untuk reaksi biologis dalam proses metabolisme (Leeson dan Summer, 2001). Untuk ayam petelur, penggunaan grit (grit batu, tulang dan kerang) bagus untuk mensuplai kalsium dan fosfor.


  • Mangan (Mn)

Ayam mengalami perosis akibat defisiensi mineral mangan (Mn)

(Sumber : www.poultrymed.com)
Defisiensi mangan bisa terjadi pada anak ayam dan merupakan faktor penyebab penyakit seperti perosis (bone deformities), kerabang telur tipis dan daya tetas telur rendah.


  • Zat Besi (Fe)

Ayam mengalami anemia tampak pucat pada paruh dan jengger

(Sumber : www.thepoultrysite.com)
Zat besi dibutuhkan unggas untuk pembentukan hemoglobin (sel darah merah). Defisiensi Fe pada ayam akan menimbulkan anemia, otot agak pucat dan gangguan pigmentasi bulu. Fe merupakan komponen yang esensial dari darah, yang merupakan inti dari hemoglobin. Disamping itu, Fe juga merupakan salah satu komponen beberapa enzim, seperti enzim katalase, peroksidase, fenilalanin hidroksilase, tirosinase, dan prolin hidroksilase


    Defisiensi Vitamin
Sebanyak 13 macam vitamin yang dibutuhkan oleh ayam dikelompokkan dalam vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K, sedangkan vitamin larut air meliputi thiamin (B1), riboflavin (B2), nicotiniamide (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam folat (B9), sianokobalamin (B12) dan choline. Semua vitamin tersebut sangat penting bagi ayam dan harus tercukupi kebutuhannya agar ayam bisa tumbuh dan berproduksi. Sebutir telur yang normal mengandung ketersediaan vitamin yang cukup dan hal inilah yang menjadi alasan bahwa telur sangat baik sebagai sumber vitamin bagi pangan manusia.


  • Vitamin A

Vitamin A berperan dalam memelihara fungsi lapisan saluran pencernaan, pernapasan dan saluran reproduksi serta menjaga perkembangan tulang secara normal. Defisiensi vitamin A dapat menurunkan respon kekebalan antibodi terhadap tantangan bibit penyakit. Vitamin A tergolong sebagai vitamin yang tidak stabil. Ransum yang disimpan dalam waktu yang lama atau dalam kondisi yang tidak baik, kemungkinan akan kehilangan vitamin A. Pada anak ayam, defisiensi vitamin A menyebabkan pertumbuhan lambat, diikuti dengan ataxia (kehilangan keseimbangan), ruffled feathers (bulu berdiri) dan peradangan di daerah sekitar mata.


  • Vitamin B Kompleks

Vitamin B kompleks terlibat dalam banyak proses metabolisme energi dan metabolisme nutrisi penting lainnya. Semua vitamin B larut dalam air dan tidak disimpan dalam jaringan tubuh. Gejala defisiensi vitamin ini tergantung dari jenis vitamin B apa yang mengalami defisiensi. Namun secara umum, gejala defisiensi vitamin B ditandai dengan penurunan nafsu makan, ayam terlihat lesu dan lemah, dermatitis (radang kulit) dan pertumbuhan serta kondisi bulu tidak normal. Bahan pakan sumber vitamin B diantaranya kacang-kacangan dan biji-bijian.


  • Vitamin B1 (thiamin)

Thiamin dibutuhkan oleh unggas untuk metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 ini mengakibatkan polyneuritis yang menimbulkan kelumpuhan dan berakhir dengan kematian ayam. Defisiensi vitamin tersebut dapat saja terjadi pada bahan baku ransum yang berjamur dan berbau apek (karena terjadi oksidasi kandungan lemak/minyak). Vitamin B1 mudah terurai pada suhu tinggi dan pada keadaan alkalis. Sehingga makanan ayam yang mengandung garam-garam alkalis akan cepat kehilangan vitamin B1 nya. Sumber dari vitamin B1 dapat diperoleh dari kacang-kacangan, dedak dan bungkil kacang tanah.
Gejala yang terlihat akibat kekurangan vitamin ini antara lain anoreksia (kehilangan nafsu makan), diikuti oleh penurunan berat badan, bulu berdiri, kaki lemah dan langkah kaki tidak teratur. Ayam dewasa kerapkali menunjukkan jengger yang berwarna biru. Jika defisiensi berlangsung lebih lanjut, maka akan terlihat adanya paralisis pada otot yang diawali dengan menekuknya jari, kemudian diikuti oleh paralisis otot ekstensor pada kaki, sayap. dan leher. Ayam akan segera kehilangan kemampuan untuk berdiri atau hanya duduk tegak dan jatuh ke lantai dan terbaring dengan kepala yang meregang. Ayam yang menderita defisiensi vitamin B1 dapat mengalami penurunan temperatur tubuh sampai 35,6° C.


  • Vitamin B2

Ayam mengalami curly-toe paralysis akibat defisiensi vitamin B2

(Sumber : www.thepoultrysite.com)
Gejala defisiensi vitamin B2 diantaranya terjadi curly-toe paralysis, pertumbuhan lambat dan penurunan jumlah produksi telur.


  • Vitamin B3 (nicotinamide)

Banyak bahan pakan ayam rendah akan kandungan vitamin ini. Defisiensi vitamin B3 ini bisa menyebabkan pertumbuhan terhambat, tulang bengkok, pertumbuhan bulu tidak teratur, peradangan pada lidah (mulut) dan lubang hidung.


  • Vitamin B5 (asam pantotenat)

Asam pantotenat adalah komponen koenzim yang ada hubungannya dengan reaksi metabolik karbohidrat, protein, lemak. Gejala defisiensi asam pantotenat ditandai oleh lambatnya pertumbuhan bulu, ayam sangat kurus dan pada sudut paruh terbentuk keropeng dan kerak. Pada ayam petelur, defisiensi asam pantotenat menghasilkan telur dengan daya tetas rendah karena kadar vitamin ini dalam telur sangat rendah dan kematian embrio banyak terjadi pada akhir masa inkubasi.


  • Vitamin B6 (piridoksin)

Vitamin B6 berperan sebagai koenzim metabolisme asam amino dan dibutuhkan dalam kerja sistem syaraf. Defisiensi vitamin B6 bisa menimbulkan kelainan sistem syaraf bahkan sampai kematian.


  • Vitamin B12 (sianokobalamin)

Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan ayam mengalami anemia, pertumbuhan lambat dan kematian embrio telur.


  • Folic Acid (asam folat)

Asam folat merupakan senyawa anti anemia. Defisiensi asam folat bisa menyebabkan pertumbuhan lambat, anemia, bulu terlihat kusam dan penurunan produksi telur.


  • Vitamin D

Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang serta terlibat dalam metabolisme kalsium dan fosfor serta proses penyerapan kalsium dan fosfor oleh usus halus. Vitamin D juga berfungsi mengatur mobilisasi penyimpanan kalsium dan fosfor di ginjal dan tulang, sehingga kalsium dari tulang dapat langsung digunakan ketika diperlukan oleh tubuh. Efek defisiensi pada ayam meliputi tulang dan paruh ayam yang rapuh (soft), kerabang telur lembek, pertumbuhan lambat dan penurunan produksi telur.


  • Vitamin E

Vitamin E merupakan salah satu vitamin larut lemak dan jika bahan pakan yang banyak mengandung vitamin E tidak disimpan dalam kondisi yang baik, maka akan terjadi ketengikan dan mudah sekali rusak karena vitamin peka terhadap panas. Vitamin E berperan dalam reproduksi dan kerja sitem syaraf serta muscular (otot). Defisiensi vitamin E seringkali berkomplikasi dengan jenis penyakit lain seperti penyakit avian encephalomyelitis, exudative diathesis dan muscular dystrophy.


Ayam mengalami defisiensi vitamin E

(Sumber : www.thepoultrysite.com)
Vitamin E juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh ayam. Kerja vitamin E sangat berhubungan dengan kerja mineral selenium (Se). Kerusakan vitamin E dalam ransum bisa dihindari melalui manajemen penyimpanan ransum yang baik.


  • Vitamin K

Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah. Contoh kasus defisiensi vitamin K pada ayam ialah terjadinya perdarahan di otot daging dan lamanya waktu penutupan luka ketika ayam mengalami luka/perdarahan


Pemecahan Kasus Defisiensi Nutrisi
Mengingat bahwa kasus defisiensi nutrisi bukanlah suatu penyakit menular sehingga kehadirannya kurang direspon oleh peternak. Untuk tingkat peternak sendiri, kasus-kasus defisiensi nutrisi sangat jarang terdeteksi. Pada ternak unggas, kasus yang pernah dijumpai misalnya pada layer dengan penampakkan kaki pengkor/ bengkok, paruh tumbuh tidak sempurna, kanibalisme, dan berbagai jenis kelainan organ tubuh lainnya. Namun selama ini beberapa peternak terkesan membiarkan kasus tersebut dengan sebuah alasan bahwa populasi yang terserang hanya sedikit. Padahal kasus defisiensi nutrisi yang tampak hanyalah sebagian kecil dan dampaknya akan terlihat langsung dari rendahnya produktivitas. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan oleh peternak?
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak antara lain :
  • Pastikan konsumsi ransum masuk sesuai dengan standar dari perusahaan pembibit (breeder). Pada beberapa kejadian di lapangan ada kasus bahwa sekam ikut tercampur di dalam ransum sehingga tanpa sengaja ayam memakan sekam yang bukan merupakan bahan baku pakan. Kejadian tersebut sering ditemukan pada kondisi ayam masih memakai sekam yang dipelihara dalam kandang postal. Hal ini bisa menyebabkan konsumsi (feed intake) kurang

  • Pastikan tidak ada gangguan teknis yang terjadi (seperti ayam kekurangan tempat ransum, ransum terlambat diberikan, atau karena manajemen ransum yang salah) terutama pada umur ayam 2 minggu pertama pada broiler atau 5 minggu pertama pada layer

  • Diusahakan untuk 'memilah ayam' berdasarkan tingkat uniformitasnya agar bisa diberi perlakuan khusus. Ayam yang terlihat menunjukkan gejala penyakit segera dipindah pada flok terpisah

  • Bila kualitas ransum kurang baik, lakukan suplementasi ransum untuk rneningkatkan kualitas ransum



Feed Supplement sebagai Solusi
Ransum yang berkualitas harus memiliki kadar nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam disetiap periode perkembangannya. Untuk memastikan bahwa ransum yang kita (peternak,red) beli dari pabrik maupun yang kita formulasikan sendiri (self mixing) memenuhi standar kebutuhan ayam atau tidak mengalami defisiensi nutrisi, maka perlu dilakukan uji/ kontrol kualitas ransum.
Ransum pabrikan biasanya telah melalui serangkaian proses kontrol kualitas yang ketat, mulai dari seleksi bahan baku, selama proses produksi sampai produk akhir. Alur kontrol kualitas ini telah menjadi hal yang wajib dilakukan bagi sebuah feedmill (perusahaan ransum). Meskipun demikian, ransum pabrikan yang berkualitas bukan tidak mungkin untuk kehilangan nutrisi yang dikandungnya apabila disimpan dengan manajemen penyimpanan yang kurang baik. Oleh karena itu, hendaknya lakukan pula kontrol kualitas ransum selama masa penyimpanan dan jika ditemukan ransum yang menurun kualitasnya, kita bisa dengan cepat mengantisipasi.
Ransum hasil self mixing pun harus dikontrol kualitasnya. Kontrol yang ketat terhadap kualitas bahan baku ransum adalah salah satu contohnya. Saat kita menerima kiriman bahan baku dengan kualitas yang meragukan atau tidak sesuai, hendaknya kita dengan tegas menolak bahan baku tersebut dan mencari supplier bahan baku lainnya. Disinilah pentingnya kita memiliki beberapa supplier bahan baku, tidak hanya menggantungkan pada satu supplier saja. Evaluasi terhadap formulasi ransum juga sangat penting dalam self mixing. Formulasi yang salah bisa menyebabkan tidak terpenuhinya nutrisi ransum sesuai standar.
Setelah kita memastikan bahwa ransum yang kita berikan pada ayam berkualitas, kita juga perlu memberikan feed supplement untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mikro agar produktivitas optimal. Kita ketahui bahwa nutrisi mikro lah yang lebih sering terjadi defisiensi. Contoh feed suppement yang bisa kita tambahkan ialah premiks.
Premiks adalah bahan tambahan yang dicampurkan ke dalam ransum dengan tujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi ransum tersebut. Premiks mengandung nutrisi mikro yang lengkap yang terdiri dari asam amino, vitamin dan mineral. Salah satu produk premiks Medion adalah Top Mix. Top Mix mengandung multivitamin, asam amino, mineral, antioksidan dan growth promoter antibiotic yang berfungsi sebagai pelengkap nutrisi bagi anak ayak, ayam petelur, pedaging dan pembibit. Selain Top Mix, ada pula Mineral Feed Supplement A. Mineral Feed Supplement A mengandung vitamin dan mineral yang berfungsi memperbaiki produksi telur dan kualitas telur, membantu pertumbuhan, meningkatkan daya tetas telur dan mencegah serta mengobati penyakit akibat defisiensi mineral.
Titik kritis yang perlu diperhatikan dalam pemakaian premiks ialah teknik pencampurannya ke dalam ransum. Pencampuran premiks dimulai dengan mencampurnya ke dalam ransum dalam jumlah yang masih sedikit, kemudian beranjak ke jumlah yang lebih besar dan seterusnya hingga akhirnya seluruh ransum tercampur premiks. Akan lebih baik jika peternak menggunakan agar mempermudah pengadukan. Poin tersebut penting agar ayam mendapatkan premiks dalam jumlah merata sehingga merata pula produktivitasnya. Selain hal di atas, sebaiknya premiks tersebut juga disimpan dalam tempat yang kering dan tertutup rapat, serta terhindar dari sinar matahari langsung untuk mencegah kerusakan.
Feed supplement lainnya terdiri dari suplemen asam amino (Aminovit, Broiler Vita dan Neobro), vitamin (Fortevit, Vita Chick, dan Vita Stress) dan mineral (Neobro). Ransum ayam sebagian besar tersusun atas bahan baku ransum berupa biji-bijian, seperti jagung dan bungkil kedelai yang notabene kadar asam aminonya kurang mencukupi, terutama metionin, lisin, treonin dan tripthopan. Hal inilah yang mendasari diperlukannya suplementasi asam amino. Nutrisi dan ransum ayam masa produksi juga memerlukan vitamin tambahan. Vitamin tambahan diperlukan karena vitamin juga terbawa bersama dengan keluarnya telur dari tubuh ayam. Selain itu akibat perubahan cuaca atau susunan ransum, ayam memerlukan vitamin tambahan untuk mencegah stres dan untuk mencapai tingkat produksi telur yang maksimal. Kebutuhan akan mineral seperti kalsium dan fosfor untuk pembentukan tulang dan telur juga dibutuhkan, sehingga suplementasi mineral sebaiknya dilakukan.


Feed supplement produk Medion
Defisiensi nutrisi adakalanya menjadi sesuatu kasus yang sangat berdampak merugikan ketika kasus tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap produktivitas ayam. Feed supplement sangat berperan membantu menangani masalah defisiensi nutrisi. Oleh karena itu jangan sepelekan masalah defisiensi nutrisi. Cukupi kebutuhan nutrisi ayam saat ini juga agar produktivitas ayam bisa optimal.


Info Medion Edisi April 2011


Sabtu, 23 Juni 2012

Kesehatan dan Pencegahan Penyakit pada Babi

Berbagai penyakit yang biasa diderita ternak babi antara lain :

1. Penyakit kekurangan vitamin A



Babi-babi yang dipiara secara bebas di luar kandang (outdoor) pada umumnya tidak pernah menderita defisiensi vitamin A. Sebab mereka dengan mudah bisa memperoleh hijauan seperti rumput-rumputan, yang mengandung carotene cukup banyak. Carotene ini di dalam alat pencernaan dokonversikan menjadi vitamin A, yang kemudian disimpan di dalam hati, sehingga sewaktu-waktu diperlukan vitamin tersebut sudah siap.



Tetapi bagi babi-babi yang selama hidupnya dipiara di dalam kandang terus-menerus, jika terjadi kekurangan vitamin, mereka tidak bisa memperoleh tambahan dari luar. Apalagi babi-babi yang baru lahir, cadangan vitamin A-nya sangat rendah, dan hal ini sangat tergantung pada Colostrum yang bisa diterima dari induk.



Gejala-gejala defisiensi vitamin

a. Pada anak babi

- Anak babi yang lahir masih di dalam kandungan mati, atau mati sesudah lahir.

- Pertumbuhan sangant lambat, atau terjadi pot-belly (perut besar).

- Anak-anak babi yang hidup, nafsu menyusunya sangat kurang, dan jalannya tidak normal.

- Anak babi yang lahir, bola matanya rudimeter atau buta.

- Sering anak babi lahir sebelum waktunya (abortus).



b. Pada anak babi grower

- Terjadi hambatan pertumbuhan, dan di dalam waktu singkat ukuran kepala menjadi tidak normal (besar).

- Nafsu makan mundur, anak babi menjadi keras (kaku) dan Nampak seperti bersisik.



c. Pada babi besar

Pada babi-babi yang besar gejalanya tidak begitu Nampak, namun demikian sering mengakibatkan gangguan seperti :

- Birahi tertunda atau sama sekali tidak terjadi birahi.

- Mudah terjadi peradangan pada perut (alat pencernaan).

Pencegahan

- Babi diberikan makanan hijauan.

- Diberikan vitamin A, dengan jalan injeksi intramuscular.

Catatan

Jika ternak babi terkena infeksi yang serius akibat dari parasit (cacing) atau pneumonia, maka cadangan vitamin A yang ada lekas habis terpakai atau boros.



2. Anemia

Anemi banyak diderita babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.

Penyebab

- Kekurangan mineral, terutama zat besi dan tembaga.

- Anak babi menggigil kedinginan terus-menerus dan pada kondisi yang lembab.

- Air susu babi kandungan zat besinya sangat rendah.

Gejala

- Pucat, terutama pada daun telinga dan perut.

- Kandang-kandang leher menjadi lebih besar.

- Pernapasan cepat.

- Pertumbuhan terganggu, kehilangan berat badan dan tidak lincah.

- Babi banyak berbaring dan buang kotoran di sekitar tempat mereka berbaring.

- Diare, kotoran abu-abu atau berwarna kuning keputih-putihan.

Pencegahan



Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan :

a. Pada setiap hari, babi-babi yang dipiara di dalam kandang, perlu diberikan tanah atau batu bata yang bersih ke dalam kandang. Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan dan murah juga.



b. Makanan untuk babi induk diberikan tambahan mineral yang mengandung zat besi dan tembaga.



c. Berikanlah pada anak babi yang berumur 24 jam, tablet mineral yang berisikan zat besi dan cobalt. Pemberian tablet ini diulangi pada hari ke-7 atau ke-20.



d. Pada anak babi bisa diberikan larutan zat besi dan tembaga (iron-coper) yang terdiri dari 500 gram ferrosulphate, 75 gram coppersulphate dan 3 liter air.



e. Putting induk dilumasi dengan ferrosulphate 1,8% sebanyak 4 cc. Ferrosulphate tersebut dilarutkan pada cairan yang ditambahkan gula sebanyak 500 gram dan diberikan pada setiap hari.



f. Di antara berbagai cara tersebut di atas, masih ada cara yang lebih praktis dan mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan zat besi dalam bentuk “iron dextran” yang diinjeksikan sebanyak 100 mg pada hari ketiga sehabis babi itu lahir. Jika perlu pada tiga minggu kemudian, injeksi zat besi ini diulangi dengan dosis yang lebih kecil.



Catatan

- Anemi yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.

- Sedangkan yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret).

- Anak babi memerlukan suplai zat besi secara teratur guna membentuk haemoglobine. Pigmen yang Nampak sel darah merahnya merupakan bagian yang terpenting dalam mengangkut O2 (oxygen) ke seluruh jaringan tubuh. Keperluan zat besi tersebut bagi setiap ekor anak babi per hari adalah 7 mg, di mana air susu induk hanya bisa mensuplai 2 mg. Persediaan zat besi pada air susu induk yang jumlahnya kecil, berkisar 30 – 50 mg ini akan habis dalam waktu dua minggu. Dengan peristiwa ini maka anak babi akan menderita anemi, apabila mereka tidak diberikan tambahan zat besi. Dalam hal ini copper (zat tembaga) dan vitamin B12 juga penting.



Karena pada setiap harinya, air susu induk hanya mengandung seperlima belas zat besi yang diperlukan anak babi, maka tidaklah mengherankan apabila anak babi yang kurang baik pemeliharaannya akan selalu menderita anemi. Itulah sebabnya setiap anak babi selalu diberikan tambahan “iron dextran” seperti telah diutarakan di atas.



3. Scours (mencret)

Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan pada alat pencernaan atau usus. Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi muda.



Penyebab

Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit ini, secara khusus dirasa sangat sulit. Sebab penyakit ini ada berbagai tipe. Namun demikian secara umum bisa dikemukakan di sini, bahwa yang mempercepat terjadinya scours ini antara lain :

- Sanitasi kurang sempurna.

- Babi selalu kedinginan, keadaan udara lembab, tanpa alas kandang.

- Makanan yang kurang memenuhi syarat, kurang zat besi (anemi).

- Babi banyak mengalami stress.



Dan secara khusus di bawah ini dikemukakan scours pada babi yang berumur lebih dari 3 hari, umur 3 bulan, babi sapihan dan babi umur 14 minggu atau lebih.



a. Babi yang berumur lebih dari tiga hari

- Babi umur tiga hari yang menderita scours tentu saja bukanlah akibat anemi, melainkan disebabkan karena mereka terlampau banyak air susu atau tanpa pembatasan dalam pemeberian air.

- Kemungkinan kedua akibat infeksi E. coli.

- Banyak masalah semacam ini menimpa anak babi secara akut, tanpa terjadi scours tetapi tiba-tiba anak babi mati mendadak.

- Mungkin karena pada waktu itu induk sedang birahi, sehingga sementara anak babi menderita scours.



b. Babi yang umurnya 3 bulan

Scours yang menimpa pada anak babbi periode tersebut disebabkan karena :

- Anemi, atau anak babi diberikan makanan yang kandungan serta kasarnya terlampau tinggi.

- Anak babi kedinginan, kondisi lembab dan lantai tiada alas sedikit pun.

- Pada saat itu induk sedang birahi.



Birahi tenang

Pada ternak babi sering terjadi apa yang disebut birahi tenang (quiet heat) di mana babi yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda birahi yang bisa diamati. Perubahan hormone sering dialami pada induk kurang lebih 3 minggu setelah beranak. Perubahan hormonal pada susunan air susu ini sangat khas seperti yang terjadi pada induk yang mengalami birahi yang normar.

Perubahan inilah yang bisa mengakibatkan anak babi menderita diarhee.



c. Pada saat babi disapih

Scours yang terjadi pada babi sapihan ini akibat pergantian makanan yang mendadak. Untuk mengatasi hal ini perlu diadakan persiapan terlebih dahulu, yaitu anak babi sapihan tadi demi sedikit dilatih untuk diberikan makanan grower.



d. Pada babi yang lebih besar, umur 14 minggu atau lebih

Scours yang menimpa babi fase ini bisa disebabkan oleh berbagai infeksi, misalnya cacing, salmonella, disentri.

Berbagai tipe scours atau enteritis

1) Non-infections enteritis

Jenis penyakit scours semacam ini ada berbagai macam sebab, antara lain produksi air susu induk yang terlampau tinggi, kekurangan vitamin-vitamin, anemi, perubahan temperatur yang sangan besar, perubahan ransum makanan secara tiba-tiba.



· Produksi susu yang terlampau banyak

Ransum yang kandungan energinya terlampau tinggi dan diberikan kepada induk dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative bagi anak-anaknya yang sedang disusui. Sebab pemberian ransum samacam itu selama seminggu menjelang dan sesudah melahirkan akan menimbulkan produksi susu induk menjadi terlampau banyak. Peristiwa ini akan berakibat kepada anak-anak yang sedang menyusui menjadi scours.



Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya pemberian ransum tersebut perlu diatur baik-baik. Yaitu dua tiga hari sebelum beranak sampai dengan satu minggu sesudah melahirkan , jumlah makanan yang diberikan harus dibatasi.



· Kekurangan vitamin-vitamin

Penderita scours bisa disebabkan pula akibat ransum makanan kekurangan vitamin-vitamin, terutama vitamin B, A, dan E.



Hal ini bisa diatasi dengan menambahkan vitamin-vitamin tersebut dalam ransum makanan anak babi ataupun kepada ransum induk.



· Anemi

Anak babi yang menderita anemi akan menjadi scours juga. Untuk mengatasi hal ini anda dapat melakukan hal yang telah diterangkan pada penyakit anemi diatas.



· Perubahan temperatur

Akibat adanya perubahan temperatur secara mendadak dan ekstrim yaitu terlampau tinggi atau rendah adalah merupakan salah satu faktor pula terjadinya scours, lebih-lebih bila kandang itu ventilasinya tidak sempurna.



· Perubahan makanan yang tiba-tiba

Perubahan ransum makanan anak babi yang terjadi secara mendadak akan mengakibatkan anak babi menderita diarhee (scours). Untuk mengatasi hal ini, pemberian ransum anak babi pada setiap fase bisa diatur seperti dijelaskan di atas.



2) Infectious enteritis

a) Non-specifix enteritis

Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, yang berjangkitan terutama akibat stress.



b) Necrotic enteritis

Jenis penyakit ini sering disebut “necro” yang penyebabnya bakteri salmonella.

Penyakit ini banyak menyerang babi umur 2 – 6 bulan.

Gejalanya

· Kotoran berbau busuk, dan berwarna hitam keabu-abuan.

· Kotoran sering bercampur dengan jaringan-jaringan usus yang telah lepas.



c) Disentri

Yaitu jenis penyakit enteritis yang infeksinya sudah serius. Kadang-kandang penyakit ini disebut “bloody” atau “black scours”. Penyebab penyakit ini ialah bakteri vibrio atau salmonella. Bakteri ini bisa ,mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau bisa menimbulkan kematian.



d) Transmissible Gastro Enteritis (TGE)

Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh virus. Yang bisa diserang oleh penyakit ini ialah babi segala umur. Babi-babi muda yang menderita penyakit TGE ini bisa mengalami kematian sampai 100%.



Pencegahan dan pengobatan

- Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (Lysol, creolin) lantainya dan kandang selalu kering.

- Terhadap anak babi, selalu diberi alas dari rumput, brambut, serbuk gergaji, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.

- Makanan diberi TM 10, atau Aureomycin.



4. White scours (Mencret putih)

Penyebab

Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk lewat tali pusat yang sakit. Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret puti akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak babi terlampau banyak menyusu.

Gejala

- Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.

- Tidak mau menyusu induk Nampak sangat lemah.

- Kepala ditundukkan.



Penyebab dan pengobatan

- Kandang diusahakan selalalu kering dan hangat, latai diberi alas dan sering diganti, tidak sampai mejadi kotor ataupun basah aibat air kencing.

- Makanan diberi tambahan aureomycin

Catatan : white scours biasanya diikuti penyakit anemi, TGE, Necro, disentri dan penyakit lainnya.



5. Cholera

Penyebab : virus

Gejala

- Temperatur tubuh naik 104 – 108º F.

- Nafsu makan hilang dan lemah, sehingga tidak mau makan, tetapi minumnya banyak.

- Terhuyung-huyung.

- Tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.

- Kandang-kadang seperti kedinginan, yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berhimpitan.



Pencegahan dan pengobatan

- Vaksinasi dengan serum anti cholera babi atau rovac hog cholera. Sesudah babi umur 6 minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan, sedang pejantan bisa sewaktu-waktu.



6. Agalactia

Agalactia ialah kegagalan dalam memproduksi air susu. Jenis penyakit ini khusus diderita oleh babi-babi induk yang habis beranak. Penyakit ini Nampak jelas 24 jam sehabis induk itu melahirkan. Babi-babi yang menderita agalactia ini akhirnya tidak mampu mensuplai air susu kepada anak-anaknya, karena produksi air susu tak bisa keluar lagi, sebab sekresi oxytocin tidak mencukupi. Kekurangan oxytocin ini bisa diatasi dengan memberikan injeksi oxytocin dengan dosis 5 – 10 I.U. secara intramuskular.



Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah tidak selalu sama, atau dengan kata lain ada berbagai macam sebab :

a. Karena toxic (racun) yang terdapat di dalam usus akibat konstipasi yang diderita induk yang bersangkutan, yang kemudia diikuti hilangnya nafsu makan dan kandang-kadang panas yang terlampau tinggi. Untuk mengatasi konstipasi ini, babi bisa diberikan obat peluncuran atau urus-urus dengan garam inggris.



b. Akibat peradangan pada usus.

Peristiwa ini mengakibatkan babi induk merasa sakit, sehingga nafsu makan berkurang, temperatur tubuh tinggi 106º F, dan dari vulva keluar cairan berwarna kuning atau kemerahan. Ambing menjadi bengkak, keras, berwarna merah, panas dan sakit. Penderita ini bisa diobati dengan penstrep. Karena adanya peradangan uterus (metritis) dan ambing (mastitis), dan mengakibatkan kegagalan kegagalan keluarnya air susu (agalactia). Maka penyakit ini juga disebut MMA kompleks.



Gejala umum :

- Gejala pertama biasanya Nampak 3 hari sesudah melakukan, walaupun sering dapat terlihat sebelum anak-anaknya disapih.

- Temperatur 103 - 106º F.

- Babi tidak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.

- Dari vagina keluar nanah berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.

- Anak babi mencret.

- Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi mati kelaparan.



7. Brucellosis (Keguguran menular)

Pada babi, penyakit ini bisa kronis atau subkronis. Yang diserang alat reproduksi (uterus, ambing, testes).



Penyebab

Gejala

Gejala penyakit ini sulit dilihat, di mana tidak semua penderita itu selalu mengalami abortus dan sebaliknya yang bukan brucellosis pun bisa abortus. Akan tetapi secara umum bisa dilihat tanda-tanda.

- Keguguran, anak mati di dalam kandungan atau sangat lemah.

- Pada jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau permanen, kadang-kadang lumpuh pada kaki belakang, pada babi jantan ada gejala radang testes.

Pencegahan dan pengobatan

- Sanitasi (pejagaan kesehatan), dan belilah bibit yang bebas dari penyakit brucellosis.

- Vaksinasi.

- Obat belum ditemukan.



8. Pneumonia (Penyakit radang paru-paru)

Pneumonia suatu penyakit yang bisa menyerang segala binatang termasuk ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50 – 75% akan mati.



Penyebab

- Microorganism

- Virus

- Cacing paru-paru (lungworms)



Yang mempercepat berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress, sehingga mudah infeksi yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :

- Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasah cepat dan dangkal.

- Pada penderita kaki Nampak terbuka lebar.

- Konstipasi

- Nafsu makan hilang

- Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering.

- Kulit dan bulu kasar, kering.



Pencegahan dan pengobatan

- Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan di dalam kandang dan sekelilingnya.

- Yang sakit ditempatkan di tempat yang bersih, dan tidak berangin.

- Makanan yang mudah dicerna, dan diberi aureomycin atau TM 10, guna mencegah infeksi pada saat stress.

- Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi. Agribon (mengandung sulfadimenthoxine, vitamin A dan K)



Catatan :

Dosis agribon 1 gr agrinon untuk 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 gr/50 kg berat badan setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.



9. Cacar (Swine Pox)

Penyakit cacar banyak menyerang babi-babi muda dengan perantara kutu, serangan atau kontak langsung.

Penyebab : virus

Gejala

- Nampak bintil-bintil kecil berwarna merah, terutama di telinga, leher pada tubuh bagian bawah dan paha bagian sebelah dalam.

- Akhirnya bintil-bintil tumbuh dengan cepat, masing-masing merupakan gumpalan yang keras, pada bagian atas.

- Beberapa hari kemudian bintil-bintil itu merupakan lepuh sebesar kedelai yang berisikan cairan jernih tetapi kemudian menjadi seperti darah putih atau nanah.

- Lepuh-lepuh segera mongering dengan meninggalkan bekas, seperti kudis yang berwarna coklat tua.

- Sebelum kulit berganti, panas tubuh meningkat dan tidak mau makan.



Pencegahan dan pengobatan

- Pemeliharaan yang baik, serta kebersihan akan menolong keselamatan babi, terhindar dari penyakit tersebut. Makanan diberi TM 10.

- Berikan penstrep, terramycin injeksi, ditambah vitamin A.



10. Erysipelas

Penyebab

Erysipelothrix insidiosa. Bakteri ini sering terdapat pada usus, kelenjar leher, radang empedu.



Gejala

Penyakit ini ada 3 bentuk

a. Akut

- Meyerupai babi yang menderita cholera.

- Temperatur tubuh tinggi

- Penderita menyendiri dan selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan bila didekati merasa terganggu, lalu pindah tempat sambil teriak kesakitan.

- Bila berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh dan kadang-kadang lumpuh.

- Nafsu makan turun atau tidak makan sama sekali.

- Kotoran keras, dan bagi babi muda kotoran tersebut encer.

- Kulit (diamod skim) nampak pada hari ke-2 – 3 sesudah inkubasi, yaitu kulit luka kecil, berwarna merah muda, kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras. Biasanya diamod skin ini terdapat pada bahu, tubuh samping dan perut.

- Babi sering mendengkur, karena hidung bengkak.

- Umumnya penyakit ini diikuti kematian yang tiba-tiba.



b. Subakut

Tanda-tandanya seperti pada yang akut, tetapi tidak begitu ganas bila disbandingkan dengan yang akut. Temperature tidak begitu tinggi, dan sering-sering nafsu makan masih normal.

Beberapa luka Nampak seperti segiempat, apabila mongering, pada telinga, ekor, bisa megelupas.

Bila penyakit ini tidak berkompilasi, biasanya sembuh.



c. Kronis

Yang kronis biasanya mendapat serangan local seperti pada jantung atau persendian lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.



Pencegahan dan pengobatan

- Karena organism itu dapat menyebar di dalam tanah ataupun pada ternak, maka jenis penyakit ini agak sulit dilakukan pencegahan.

- Bila ada yang menderita serangan peyakit tersebut, harus segera diisolasi.

- Obat dengan serum Erysipelas (susserin), injeksi subcutaneous atau intravenous. Dosis tergantung berat badan, 10 – 40 cc atau lebih. Bila diberi sulfa, penicillin, streptomycin.



11. Penyakit mulut dan kuku (Apthae Epizotticae = AE)

Penyakit ini mudah menyerang pada babi, lembu dan kambing.



Penyebab : virus, oleh karena itu cepat menular.

Gejala  Nampak perubahan pada mulut dan kaki.

- Selaput lender dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah, dan pada gusi timbul lepuh merah yang berisi cairan kuning (sesudah 2 – 3 hari)

- Sering, dari mulut keluar ludah seperti benang bercampur lender atau berbuih.

- Timbul luka-luka di antara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring saja.

- Kadang-kadang pada ambing timbul luka atau lempuh juga.

- Temperatur tubuh naik, dan nafsu makan hilang



Pencegahan dan pengobatan

- Semua kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, diesinfektir (cairan caustic soda 2%).

- Ternak yang mati akibat AE harus dikubur.

- Vaksinasi setahun sekali.

- Obat antibiotic (Penicillin Powder), obat khusus belum diketahui.



12. Penyakit ngorok (Septichaemia Epizootica = S.E Shipping Fever)

Penyebab : bakteri pasteurella multocida.

Gejala

- Penyakit ini berjangkit amat cepat, berlangsung 1 minggu atau kurang.

- Temperatur naik.

- Sesak napas karena terdapat lender dalam pernapasan, terdengar suara ngorok, dan terlihat kebengkakan pada bagianleher.

- Kadang-kadang mencret.

- Yang akut terus mati dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh suatu gejala apa pun.



Pencegahan dan pengobatan

- Menjaga terhadap ketahanan tubuh babi, antara lain dengan jalan memberikan makanan yang babik, ternak banyak istirahat, jangan sampai terjadi stress.

- Memisahkan babi-babi yang sakit.

- Pengobatan oleh Dokter Hewan, pada tingkat-tingkat permulaan bisa diobati dengan obat antibiotic, misalnya penicillin injeksi intramuscular, sulmet injeksi, antiserum.



Catatan

Dosis sulmet : hari pertama 2,5 cc per 5 kg berat badan.

Hari-hari selanjutnya 1,25 cc per 5 kg berat badan.

Suntikan diberikan secara intravenous, subcutaneous, intramuscular



13. Anthrax (Radang limpa)

 Penyebab : Bacillus Anthracis. Baksil ini dapat berubah menjadi spora dan dapat hidup lama di dalam tanah.

Gejala

- Angka kematian tinggi dan berlangsung dalam waktu yang singkat 8 – 16 jam.

- Tenggorokan bengkak.

- Temperatur tinggi dan nafsu makan hilang.

- Urat-urat kaku atau lemah.

- Kotoran bercampur darah.



Pencegahan dan pengobatan

- Penderita harus segera diisolasikan.

- Kandang dan alat-alat lainnya harus selalu dibersihkan.

- Vaksinasi.

- Obat tetracycline.



Catatan

Pada lembu dan kambing penyakit ini sangat kuat, hewan yang bersangkutan ada kemungkinana Nampak sehat, hanya beberapa jam kemudian terus mati.

Oleh karena itu bila ada kematian yang tiba-tiba harus segera melapor kepada dinas yang berdekatan.



14. Tetanus

Penyebab : Clostridium tetani. Biasanya terjadi akibat suatu luka (bekas kastrasi, gigitan teman)

Gejalanya bisa dibedakan menjadi dua fase :

- Fase pertama

· Timbul kekejangan pada rahang dan tenggorokan, kemudian kekejangan ini cepat menyebar ke seluruh tubuh. Akibat (yang diderita) lebih lanjut babi tidak bisa mengunyah dan menelan makanan.

· Bergerak pun mereka sulit, karena semua persediaan menjadi kaku dan tidak berfungsi lagi.



- Fase kedua

· Mulut dan mata terkunci, dan tidak bisa terbuka lagi.

· Perut mengeras dan kejang, akibatnya sulit bernafas.

· Kepala menengadah, ekor terangkat ke atas.

· Kotoran dan air kencing tertahan.



Pencegahan dan pengobatan

- Alat-alat yang dipakai untuk kastrasi harus steril.

- Luka-luka bekas kastrasi, harus diberi obat antibiotic.

- Suntikan dengan serum tetanus.



Catatan

Basil tetanus biasanya terdapat di dalam tanah dan kotoran kuda.



Bila hasil itu masuk ke dalam luka, maka mereka membuat toxin (racun). Akibatnya, bila syaraf yang terkena, akan timbul kekejangan setempat atau seluruh tubuh. Akhirnya binatang yang menderita mati tercekik, karena sekat rongga badan kejang, tidak bisa bekerja lagi.



15. Footrot (Penyakit kuku busuk = Radang kuku)

Penyebab : karena babi selamanya berada di dalam kandang yang lantainya selalu basah sehingga mempermudah organism hidup dan masuk pada celah kuku.



Gejala

- Nampak ditempatkan pada kandang yang bersih dan lantai yang kering.

- Luka ditaburi dengan antibiotic, Penicillin powder, SA, Sulmet injeksi, Terramycin injeksi. Sebelum luka tersebut diobati, harus dibersihkan terlebih dahulu.





16. TBC (Tuberculosis)

Penyakit ini merupakan penyakit yang kronis, penyebaran sangat lambat.

Penyebab : Mycobacterium tuberculosis.



Tanda-tanda

- Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan.

- Pada babi dewasa, persediaan bengkak.

- Batuk-batuk dan pernapasan terganggung.

- Infeksi kelenjar limpa, ambing, alat kelamin, pusat syaraf, alat pencernaan.



Pencegahan dan pengobatan

- Ternak yang menderita diisolasi.

- Kebersihan kandang harus selalu dijaga, misalnya dengan menggunakan desinfektan.

- Diobati dengan antibiotic (streptomycin injeksi, Penicillin).



17. Penyakit cacing bulat (Ascarids = Roundworm)

Cacing ini bentuknya seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat sebesar pensil. Cacing ini banyak menyerang babi-babi muda dan banyak menimbulkan kematian.



Gelaja

- Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.

- Pertumbuhan sangat lambat.

- Anak babi menjadi kurus dan perut buncit.

- Mencret, dan nafsu makan berkurang.

- Selaput mata pucat.



Pencegahan dan pengobatan :

- Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (Lysol,kreolin).

- Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas di tempat yang biasa untuk mengumbar babi-babi dewasa.

- Pengbatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan, biasanya hal ini ada petunjuk dari perusahaan.



18. Kudis (Scabies)

Penyebab :

Semacam kutu kecil, yang tidak terlihat oleh mata.



Ada dua macam kutu, yaitu:

· Menyebabkan kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kutu itu mengeluarkan racun.

· Kutu menggigit, terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.

Sering keduanya berkombinasi, sehingga mengakibatkan penderitaan menjadi lebih parah.

Penyakit ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi yang kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan.



Gejala :

- Penderita makannya tidak sebagaimana mestinya, agak berkurang, sehingga pertumbuhan kurang normal.

- Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.

- Pada permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal, keras, kencang, dan kulit berkerut (melipat).



Pencegahan dan pengobatan :

- Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tidak menular kepada yang lain.

- Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektir dengan Lysol, kreolin. Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.

- Pengobatan dengan Scabisix atau obat lainnya seperti zalf yang dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh.



Dosis : 10 cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tidak boleh digunakan).

Rabu, 13 Juni 2012

Peran Kolostrum pada anak babi



I. PENDAHULUAN

Anak babi, pedet dan hewan lainnya yang baru lahir telah pempersiapkan diri secara alami untuk bisa hidup. Serangan bakteri atau virus patogen, alergan, toksin dan lain sebagainya hampir setiap hari terjadi di saluran pencernaan . Untuk melindungi tubuh dari efek yang berbahaya tersebut maka saluran pencernaan mempunyai mekanisme perlindungan yang spesifik ( imunologis ) dan yang tidak spesifik. Secara umum mekanisme pertahanan tersebut diperankan oleh sel imuno kompeten termasuk “ Gut Associated Lympoid Tissue “ ( GALT ).GALT merupakan bagian seluler dari sistem imun mukosa yang berfungsi sebagai bagian utama dari barier sistem imun mukosa,( Siti Boedina Kresno, 2001 ). Logikanya anak babi tidak mati selama masa sebelum sapih.

Kenyataan dilapangan tidak selalu demikian adanya, kematian anak babi pra sapih masih sangat tinggi Tingginya mortalitas anak babi pra sapih telah dilaporkan hampir di seluruh peternakan babi pembibitan di Indonesia, baik di peternakan tradisional maupun intensif . Data dari berbagai negara juga menunjukkan angka mortalitas yang tinggi yaitu sekitar 20-25 % pada anak babi pra sapih ( Sihombing,1997 ). Data dari tahun 1950 maupun tahun 1970 juga menunjukkan hal yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa sampai tahun tujuh puluhan hampir tidak ada kemajuan yang dicapai dalam usaha untuk mengurangi kematian anak babi pra sapih. Selanjutnya Cutler et.al. (1996) melaporkan bahwa terdapat penurunan angka mortalitas pra sapih di negara – negara maju dari tahun 1985-1990 yaitu menunjukkan angka 17,1-18,6 %. Akan tetapi dari hasil penelitian pendahuluan terhadap angka mortalitas anak babi pra sapih di Bali tahun 2002 masih tinggi yaitu 21 % ( Ardana, 2002 ). Tingginya mortalitas anak babi pra sapih di Indonesia akan mengganggu pencanangan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penerapan Manajemen Peternakan Babi yang bermutu ( Good farming practice ). Untuk itu perlu dilakukan penelitian – penelitian yang hasilnya dapat digunakan model untuk mengantisipasi permasalahan tingginya mortalitas anak babi pra sapih

Secara umum penyebab kematian anak babi pra sapih adalah mungkin karena belum berfungsinya sistem GALT secara maksimal, sehingga pemaparan kuman patogen tidak dapat dinetralisir, akibatnya akan terjadi gangguan pencernaan yang ditandai oleh diare Salah satu kuman enteropatogen yang banyak dilaporkan oleh para peneliti menyerang anak babi pra sapih adalah bakteri Eschericia coli patogen.(EvelynA et.al., 2000 ).Kuman ini telah tersebar luas dilingkungan kandang dan setiap saat anak babi akan terpapar oleh kuman tersebut. Pada anak babi dibawah umur 21 hari sistem imunitas belum berkembang secara optimal sehingga umur tersebut merupakan masa yang sangat kritis terjadi kematian ( Sihombing,1997 ). Penyebab ini masih menduduki level teratas dibandingkan penyebab lain, dan sulit untuk ditanggulangi sehingga peternak sering mengeluh akibat kematian anak babinya.

Berbagai metode telah dicoba oleh peternak babi di Bali untuk menanggulangi kematian anak babi pra sapih namun tingkat keberhasilannya tidak konsisten sehingga diperlukan metode yang baku untuk menanggulangi kematian tersebut. Telah dilaporkan bahwa, satu – satunya cara yang dapat mencegah penyebab infeksi pada hewan sebelum sistem imun berkembang adalah meningkatkan konsentrasi imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) yang berasal dari induknya baik melalui placenta selama dalam kandungan maupun melalui kolostrum 1-4 hari setelah lahir ( Tacket et.al, 1997; Sihombing,1997 ). Sayangnya induk babi tidak dapat mentransfer imunoglobulin ( zat kebal ) kepada anak melalui placenta, karena placentanya sangat tebal sehingga sangat sulit ditembus oleh zat kebal tersebut. Oleh karena itu praktis anak babi yang baru lahir tidak mengandung zat kebal terhadap penyakit yang ada dilingkungan kandang. Satu – satunya sumber imunoglobulin ( zat kebal ) bagi anak babi berasal dari kolostrum induk. Oleh karena seekor induk babi dapat melahirkan lebih dari 10 ekor dan mutu pakan induk sering tidak standar maka jumlah kolostrum yang diperoleh per ekor anak tidak cukup sehingga defisiensi imunoglobulin pasif ( zat kebal ) sangat mungkin terjadi.

Untuk mengatasi kekurangan kolastrum dari induk merupakan pembahasan yang sangat menarik pada paper ini



II. BEBERAPA PENYEBAB KEMATIAN ANAK BABI PRA SAPIH

Sebagai peternak babi khususnya peternak pembibitan sering mengalami kerugian akibat kematian anak babi pra sapih. Telah dilaporkan bahwa sebagai penyebab kematian anak babi prasapih meliputi ;

(1 ). Keterlambatan melahirkan,

Secara normal proses kelahiran anak babi berlangsung lebih kurang 2,5 jam. Bila melebihi waktu tersebut maka anak babi akan mengalami kelemasan karena kekurangan oksigen, karena placenta terlalu cepat terlepas dan tali pusar putus sebelum anak lahir. Kalau bisa hidup maka anak babi tersebut akan mengalami keterlambatan memproleh kolostrum yang merupakan sumber kehidupan awal.

( 2 ). Kelemahan dan kelaparan;

Masa kritis pertama merupakan saat yang paling berbahaya bagi anak babi yang baru lahir adalah selama 3 hari pertama setelah lahir, dengan tingkat kematian yang paling tinggi yaitu sekitar 47 % ( Sihombing, 1997 ).dibandingkan dengan kematian penyebab lain seperti tertindih, lahir lemah, genetik, penyakit dan lainnya. Kelaparan anak babi umur 1- 3 hari terjadi karena kurang memperoleh kolostrum induk yang merupakan sumber kehidupan awal, tanpa kolostrum anak babi pasti mati. Kekurangan ini bisa terjadi karena produksi kolostrum memang rendak atau karena anak babi tidak sanggup mencapai ambing induk sehingga tidak dapat kalostrum yang mengandung zat- zat makanan dan antibodi ( zat kebal ) yang diperlukan anak babi baru lahir.

(3). Faktor fisiologik;

Aspek fisiologik tubuh anak babi berpengaruh terhadap ketahanan hidup, cadangan energi dapat mempengaruhi ketahanan hidup. Anak babi yang baru lahir sangat sedikit cadangan energinya, yang hanya cukup selama 7- 8 jam dalam keadaan normal. Bila anak babi kedinginan, cadangan energi tersebut habis dalam 3- 4 jam. Kegiatan pemanasan mutlah diperlukan.

( 4 ). Kemacetan air susu induk.

Setelah anak babi melewati masa kritis pertama yaitu umur 1- 3 hari, maka akan berhadapan dengan masa kritis ke dua yaitu masa menyusu. Pada masa ini sangat tergantung dari kondisi induk dan kelembaban kandang. Hasil penelitian pendahuluan terhadap induk yang sedang menyusui dengan pola makan 6- 9 Kg per hari , dimandikan dengan teknik asal mandi atau sekedar mandi menunjukkan bahwa pada siang hari prekuensi napas sangat prekuen, yang diikuti napsu makan menurun sampai berhenti makan. Kedaan ini sering diakhiri oleh kematian. Kalau hal ini terjadi pada induk maka air susu akan berkurang. Disamping itu selama induk tidak dimandikan atau sekedar mandi maka volume air susu menurun drastis serta kalau diminum oleh anaknya sering terjadi mencret, yang akhirnya mati atau tumbuh lambat. Hal ini terjadi karena faktor anatomis babi yaitu ada perbedaan dengan ternak atau hewan lainnya, yang menyolok adalah perbandingan besar tubuh dengan besar jantung sangat tidak seimbang, yaitu jantung babi sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya, serta tidak memiliki pori –pori untuk mengeluarkan keringat ( Leman et.al, 1992 ).Selanjutnya dilaporkan bahwa pada kondisi panas tidak bisa mengeluarkan H2O melalui kulit, namun hanya melalui mulut dan hidung,. sehingga pada kondisi panas babi sering mengami kematian yang ditandai oleh pecahnya organ jantung. Dengan keadaan anatomis seperti itu, maka induk babi menyusui yang mengkonsumsi pakan 6-8 kg per hari mutlak dihindarkan dari pengaruh stres, dan selalu dijaga kebugaran tubuhnya. Kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh babi yang paling murah dan gampang adalah dengan memandikan induk babi minimal 2 kali sehari. Namun dari hasil pengamatan dilapangan tentang teknik yang diterapkan oleh peternak babi di Bali belum memperoleh hasil yang optimal, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian tentang teknik memandikan induk menyusui yang ideal, artinya mampu menekan kadar kostisol dan kadar lemak susu tetap normal.

(6.) Serangan Penyakit.

Kejadian yang tidak kalah penting pada anak babi berupa gejala mencret merupakan penyebab yang paling sering terjadi, tidak membedakan bobot badan lahir rendah ataupun tinggi. Hasil pengamatan dilapangan bahwa mencret air atau warna coklat pada anak babi baru lahir dapat mematikan semua anak seperindukan

Mengantisipasi permasalahan diatas maka para peternak perlu melakukan tindakan yang tepat dan bijaksana untuk mencegah kematian anak babi pra sapih.



III. KOLOSTRUM

Kolostrum kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar susu induk selama 2 – 3 hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum mengandung faktor – faktor yang penting bagi kesehatan dan pertumbuhan anak babi. Kandungan utamanya adalah faktor kekebalan tubuh ( immune Factor ) yang akan melindungi anak babi dari infeksi kuman – kuman patogen ( berbahaya ) dan faktor pertumbuhan ( Growth Factor ) yang akan mempersiapkan awal pertumbuhan yang pesat bagi anak babi, kandungan lainnya adalah laktoferin, hormon, vitamin, enzim, asam – asam amino dan nutrisi lain yang berguna bagi anak babi. Aktivitas biologis kolostrum telah banyak dilaporkan .Tom Gardiner ( 2001), telah melaporkan aktivitas biologis kolostrum sapi secara lengkap, baik aktivitas pertumbuhan maupun renpon imun.

Para ahli telah mengemukakan bahwa immune factor yang terkandung dalam kolostrum terdiri dari IgA, IgM, IgG dan IgE yang akan melindungi anak babi dari serangan infeksi bakteri, virus, fungi dan parasit. Bila tidak mendapatkan kolostrum maka anak babi tidak membiliki zat kebal tersebut sehingga sangat mudah terserang infeksi kuman.

Sedangkan Growth factor yang dimaksud terdiri dari Insulinlike Growth Factor yang bertanggung jawab dalam pengadaan energi, utamanya dalam penyimpanan energi yang terbentuk menjadi daging sehingga anak babi tumbuh lebih cepat ( Francis et al., 1988 ), Epithelial Growth Factor yang berperanan dalam menghambat sekresi asam lambung yang berlebihan dan memacu pertumbuhan epithil dan fibroblas jaringan tubuh sehingga pertumbuhan anak babi bisa lebih optimal ( Thomburg and Koldovasky, 1987 ). Telah dilaporkan bahwa kolostrum dapat mempercepat pertumbuhan villi-villi mukasa usus, memperbesar ukuran dan berat usus sehingga penyerapan nutrisi ( zat – zat makanan ) menigngkat sampai 50 % dari penyerapan normal pada hari pertama kelahiran dan meningkat sampai 100 % dari penyerapan normal bila diberikan sampai 10 hari setelah kelahiran, berat usus meningkat sampai 90 % lebih cepat dari pertumbuhan umumnya ( Xu et al.,1992 .sehingga anak babi bisa tumbuh secara alami dengan lebih cepat.

Kandungan vitamin dan hormon dalam kolstrum berperanan dalam memacu pertumbuhan tubuh anak babi secara alami.

Dari kajian teoritis tentang aktivitas kolostrum yang sangat komplek dan mutlak diperlukan oleh anak babi baru lahir untuk bisa hidup dan tumbuh secara optimal, maka permasalahan kurangnya kolostrum induk yang sering tidak diperhatikan oleh peternak, harus diatasi secara serius. Paling tidak ada 2 cara untuk mencegah / mengatasi kekurangan kolostrum induk yaitu :

(1 ). Memberikan pakan dengan gizi yang optimal kepada induk mulai umur kebuntingan 84 hari yang bertujuan untuk membentuk kantung – kantung susu yang maksimal, sehingga saat menyusui dapat menampung susu lebih banyak.

( 2 ) Memberikan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) terhadap serangan infeksi tertentu. Hal ini telah dicoba secara luas baik pada manusia maupun pada ternak. Shibata et.al., ( 2001 ) melaporkan bahwa pemberian kolostrum yang mengandung Ig-anti virus procine epidemic diarrhea ( PED ) konsentrasi tinggi efektif mencegah infeksi virus PED dan menurunkan kematian anak babi. Telah dilaporkan juga bahwa kolostrum sapi yang mengandung Ig-anti H.pylori dapat menghambat infeksi bakteri H. pylori pada mencit ( Casswall et,al., 2002) Telah dilaporkan bahwa kolostrum sapi juga mampu menurunkan kematian anak babi yang terinfekasi E.coli patogen ( Funatogawa et. al., 2002).

Pemberian kolostrum sapi ( Pig strum ) yang telah di lakukan pada beberapa peternak babi di Bali menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan berat badan 0,5 Kg lebih berat dari kontrol pada umur 12 hari. Adapun teknik pemberiannya adalah sebagai berikut : pada hari 1, 2 dan 3 setelah lahir semua anak babi dalam 1 induk diberi kolostrum sapi dosis 1 cc / ekor/ hari ( Ardana, 2003 ).

Dari kedua tindakan tersebut jelas kematian anak babi pra sapih dapat ditekan, sehingga peternak babi tidak lagi mengeluh dan keuntungan dapat dicapai. semoga.



RINGKASAN

Pertanyaan presenter 1 :

Kenapa anak babi yang baru lahir harus segera memperoleh air susu serta banyak anak babi mati karena keterlambatan air susu.

Jawab :

Sebelum sampai pada pertanyaan di atas, ada baiknya disampaikan konsep kehidupan anak babi. Bahwa anak babi yang lahir itu “ telanjang “ artinya tanpa faktor kekebalan dan faktor pertumbuhan dari induknya. Karena selama anak babi dalam kandungan, zat kebal dan zat tumbuh tidak diberikan oleh induknya ( beda dengan manusia ). Kalau manusia zat kebal yang dimiliki seorang ibu sudah diberikan ke anaknya saat masih dalam kandungan, yang ditransper lewat placenta, sehingga setelah lahir bisa bertahan hidup akibat serangan kuman yang ada didunia luar. Pada babi lapisan placenta sangat tebal sehingga zat kebal induk tidak dapat ditransper keanaknya. Tuhan menyuruh induk babi untuk memberikan zat kebal dan zat tumbuhnya lewat susu yang keluar hari 1 – 3 setelah melahirkan., Susu tersebut diberi nama “ kolostrum “. Jadi tanpa kolostrum anak babi pasti mati. Oleh karena itu anak babi baru lahir harus mendapat kolostrum.



Pertanyaan presenter 2 :

Mungkin bisa dijelaskan lebih rinci apa kandungan kolostrum sehingga begitu penting babi seekor anak babi, sampai – sampai tanpa kolostrum anak babi akan mati.

Jawab :

Kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar susu induk selama 2 – 3 hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum mengandung sumber kesehatan dan pertumbuhan anak babi.

Kandungan utamanya adalah :

(1 ).faktor kekebalan tubuh ( immune Factor yang terdiri dari IgA, IgM, IgG dan IgE yang akan melindungi anak babi dari serangan infeksi bakteri, virus, fungi dan parasit. Bila tidak mendapatkan kolostrum maka anak babi tidak memiliki zat kebal tersebut sehingga sangat mudah terserang infeksi kuman.

( 2 ).faktor pertumbuhan ( Growth Factor ) yang akan mempersiapkan awal pertumbuhan yang pesat bagi anak babiyang terdiri dari :

a. Insulinlike Growth Factor yang bertanggung jawab dalam pengadaan energi, utamanya dalam penyimpanan energi yang terbentuk menjadi daging sehingga anak babi tumbuh lebih cepat ( Francis et al., 1988 ),

b. Epithelial Growth Factor yang berperanan dalam menghambat sekresi asam lambung yang berlebihan dan memacu pertumbuhan epithil dan fibroblas jaringan tubuh sehingga pertumbuhan anak babi bisa lebih optimal ( Thomburg and Koldovasky, 1987 ). Telah dilaporkan bahwa kolostrum dapat mempercepat pertumbuhan villi-villi mukasa usus, memperbesar ukuran dan berat usus sehingga penyerapan nutrisi ( zat – zat makanan ) menigngkat sampai 50 % dari penyerapan normal pada hari pertama kelahiran dan meningkat sampai 100 % dari penyerapan normal bila diberikan sampai 10 hari setelah kelahiran, berat usus meningkat sampai 90 % lebih cepat dari pertumbuhan umumnya ( Xu et al.,1992 .sehingga anak babi bisa tumbuh secara alami dengan lebih cepat.

(3 ). laktoferin, hormon, vitamin, enzim, asam – asam amino dan nutrisi lain yang berguna bagi anak babi.

Aktivitas biologis kolostrum telah banyak dilaporkan .Tom Gardiner ( 2001), telah melaporkan aktivitas biologis kolostrum sapi secara lengkap, baik aktivitas pertumbuhan maupun renpon imun.

Pertanyaan presenter 3:

Oleh karena kolostrum begitu penting, bagaimana caranya agar anak yang baru lahir selalu dapat kolostrum yang cukup.

Jawab :

Kolostrum kurang atau tidak cukup pada anak babi sangat sering terjadi , untuk mengatasi paling tidak ada 2 cara untuk mencegah / mengatasi kekurangan kolostrum induk yaitu :

(1 ). Memberikan pakan dengan gizi yang optimal kepada induk mulai umur kebuntingan 84 hari yang bertujuan untuk membentuk kantung – kantung susu yang maksimal, sehingga saat menyusui dapat menampung susu lebih banyak.

( 2 ) Memberikan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin spesifik ( zat kebal yang khas ) terhadap serangan infeksi tertentu. Hal ini telah dicoba secara luas baik pada manusia maupun pada ternak. Shibata et.al., ( 2001 ) melaporkan bahwa pemberian kolostrum yang mengandung Ig-anti virus procine epidemic diarrhea ( PED ) konsentrasi tinggi efektif mencegah infeksi virus PED dan menurunkan kematian anak babi. Telah dilaporkan juga bahwa kolostrum sapi yang mengandung Ig-anti H.pylori dapat menghambat infeksi bakteri H. pylori pada mencit ( Casswall et,al., 2002) Telah dilaporkan bahwa kolostrum sapi juga mampu menurunkan kematian anak babi yang terinfekasi E.coli patogen ( Funatogawa et. al., 2002).

Hasil penelitian saya tentang pemberian kolostrum sapi ( Pig strum ) yang telah di lakukan pada beberapa peternak babi di Bali menunjukkan hasil bahwa terjadi peningkatan berat badan 0,5 Kg lebih berat dari kontrol pada umur 12 hari. Adapun teknik pemberiannya adalah sebagai berikut : pada hari 1, 2 dan 3 setelah lahir semua anak babi dalam 1 induk diberi kolostrum sapi dosis 1 cc / ekor/ hari ( Ardana, 2003 ).

Dari kedua tindakan tersebut jelas kematian anak babi pra sapih dapat ditekan, sehingga

peternak babi tidak lagi mengeluh dan keuntungan dapat dicapai. semoga.



Pertanyaan presenter 4:

Setelah hari ke 4 pasca melahirkan akan terus dikeluarkan susu. Bagaimana manajemen induk saat menyusui, khususnya pada pemberian pakan berkuwalitas ( 6- 9 Kg ) per hari agar produksi selalu cukup untuk anaknya ( lebih kurang 15 liter / hari ).



Jawab :

Principnya buat induk babi selalu bugar. Caranya dengan memandikan Hasil penelitian pendahuluan terhadap induk yang sedang menyusui dengan pola makan 6- 9 Kg per hari , dimandikan dengan teknik asal mandi atau sekedar mandi menunjukkan bahwa pada siang hari prekuensi napas sangat prekuen, yang diikuti napsu makan menurun sampai berhenti makan. Kedaan ini sering diakhiri oleh kematian. Kalau hal ini terjadi pada induk maka air susu akan berkurang. Disamping itu selama induk tidak dimandikan atau sekedar mandi maka volume air susu menurun drastis serta kalau diminum oleh anaknya sering terjadi mencret, yang akhirnya mati atau tumbuh lambat. Hal ini terjadi karena faktor anatomis babi yaitu ada perbedaan dengan ternak atau hewan lainnya, yang menyolok adalah perbandingan besar tubuh dengan besar jantung sangat tidak seimbang, yaitu jantung babi sangat kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya, serta tidak memiliki pori – pori untuk mengeluarkan keringat ( Leman et.al, 1992 ).Selanjutnya dilaporkan bahwa pada kondisi panas tidak bisa mengeluarkan H2O melalui kulit, namun hanya melalui mulut dan hidung,. sehingga pada kondisi panas babi sering mengami kematian yang ditandai oleh pecahnya organ jantung. Dengan keadaan anatomis seperti itu, maka induk babi menyusui yang mengkonsumsi paka 6-9 kg per hari mutlak dihindarkan dari pengaruh stres, dan selalu dijaga kebugaran tubuhnya. Kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh babi yang paling murah dan gampang adalah dengan memandikan induk babi minimal 2 kali sehari. Namun dari hasil pengamatan dilapangan tentang teknik yang diterapkan oleh peternak babi di Bali belum memperoleh hasil yang optimal, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian tentang teknik memandikan induk menyusui yang ideal, artinya mampu menekan kadar kostisol dan kadar lemak susu tetap normal.


sumber : http://galuhfarma.blogspot.com/